Badan Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Kabupaten Kutai Timur, yakni Perusda Melati Bhakti Satya (MBS), menyatakan hingga saat ini sudah cukup banyak investor yang berminat untuk menanamkan modalnya di kawasan tersebut.

Direktur Utama Perusda MBS, Agus Dwitarto di Samarinda, Rabu, mengatakan ada investor yang telah mencapai tahap komitmen investasi kepada Badan Pengelola KEK Maloy.

"Peminat investasi cukup banyak, bahkan di antaranya telah melakukan survei dan ada yang sudah memberikan komitmen investasi, demikian juga yang sudah pegang izin," kata dia.

Meski begitu, saat ini pihaknya hanya menunggu kesiapan para investor, mengingat mereka masih melakukan evaluasi secara internal.

"Kami hanya menunggu kesiapan para investor, karena para investor masih mempertimbangkan sisi pendanaannya, sisi SDM-nya, dan teknologinya. Ketika mereka siap akan segera melakukan eksekusi dengan mendirikan pabrik-pabrik mereka di sana," ungkap Agus.

Dia memastikan prosedur kerja sama tidak rumit, karena yang utama adalah mengurus perizinan kepada aparatur sipil negara (ASN) yang disebut administrator.

"Sesuai dengan ketentuan dalam pelaksanaan, pertama itu perizinan oleh aparatur sipil negara yang disebut administrator," kata dia.

Setelah mendapatkan izin dari administrator, investor berhak menentukan lokasi mana yang menjadi pilihan untuk digunakan sebagai lahan industri.

Sebagai tahap akhir, kata dia, pihak badan pengelola akan menjelaskan terkait dengan hak dan kewajiban para investor.

"Nantinya kami akan mengatur hak dan kewajiban setiap investor yang akan berinvestasi, baik sebagai tenant (penyewa) maupun sebagai investor," kata dia.

Agus menyarankan sebelum melakukan perjanjian penggunaan lahan industri, sebaiknya investor membaca terlebih dahulu isi dari "estate regulation".

"Baiknya mereka membaca kewajibannya apa, baru kalau sudah cocok melakukan perikatan atau perjanjian penggunaan lahan tersebut untuk industri apa," kata dia.

 

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020