Balikpapan (ANTARA News Kaltim) - Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Balikpapan Sri Wahyuningsih mengatakan, guru yang mengajar kurang dari target minimal 24 jam pelajaran per minggu akan dihentikan tunjangan sertifikasinya.
"Yang menghentikan pemberian tunjangan adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berdasar usulan Disdik Kabupaten/Kota. Pada 2010, ada 10 guru di Balikpapan yang dihentikan tunjangan sertifikasinya," kata Sri Wahyuningsih di Balikpapan, Minggu.
Menurut Yuyun, panggilan akrab Sri Wahyuningsih, syarat jumlah jam mengajar 24 jam tersebut tidak terpenuhi karena sebagian dari guru-guru tersebut juga menduduki jabatan struktural, misalnya menjabat juga sebagai wakil kepala sekolah sehingga kesulitan membagi waktunya dengan mengajar.
Selain itu, katanya, ada juga yang sakit berkepanjangan dan tugas belajar yang lebih dari 6 bulan.
"Selama yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban mengajar minimal 24 jam pelajaran, ya dihentikan dulu tunjangannya. Tunjangan bisa dibayarkan kembali jika sudah mengajar secara profesional lagi," jelas Yuyun.
Untuk tahun 2011-2012 ini, Yuyun mengakui, Disdik masih menghimpun datanya.
Digariskan oleh administrasi pendidikan yang dikelola Kemendikbud, guru profesional, baik di sekolah dasar, sekolah menengah pertama, hingga sekolah menengah atas, mengajar sekurang-kurangnya 24 jam pelajaran per minggu.
Durasi satu jam pelajaran berbeda per tingkatan sekolah. SD, misalnya, satu jam pelajaran adalah 30 menit dan 40 menit, sementara di sekolah menengah satu jam pelajaran adalah 45 menit.
Waktu 24 jam pelajaran itu, bagi guru mata pelajaran matematika di SMA, misalnya, dibagi sesuai target kurikulum jurusan.
Satu kelas jurusan IPA mencantumkan 6 jam pelajaran matematika per minggu, sehingga guru tersebut dapat mengajar untuk empat kelas.
Di sisi lain, mengajar tidaklah sembarang mengajar. Mengajar perlu persiapan. Satu jam pelajaran di kelas, diperhitungkan, memerlukan persiapan minimal 2 jam, sehingga guru harus meluangkan waktu minimal 48 jam untuk persiapan mengajarnya.
"Kalau sekolah yang kelasnya banyak mungkin tidak masalah. Guru yang mengajar di sekolah yang kelasnya sedikit terpaksa harus berimprovisasi. Apakah mengajar mata pelajaran lain di sekolah yang sama, atau mengajar juga di dua atau beberapa sekolah sekaligus untuk memenuhi target 24 jam tersebut," kata Yuyun. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Yang menghentikan pemberian tunjangan adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berdasar usulan Disdik Kabupaten/Kota. Pada 2010, ada 10 guru di Balikpapan yang dihentikan tunjangan sertifikasinya," kata Sri Wahyuningsih di Balikpapan, Minggu.
Menurut Yuyun, panggilan akrab Sri Wahyuningsih, syarat jumlah jam mengajar 24 jam tersebut tidak terpenuhi karena sebagian dari guru-guru tersebut juga menduduki jabatan struktural, misalnya menjabat juga sebagai wakil kepala sekolah sehingga kesulitan membagi waktunya dengan mengajar.
Selain itu, katanya, ada juga yang sakit berkepanjangan dan tugas belajar yang lebih dari 6 bulan.
"Selama yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban mengajar minimal 24 jam pelajaran, ya dihentikan dulu tunjangannya. Tunjangan bisa dibayarkan kembali jika sudah mengajar secara profesional lagi," jelas Yuyun.
Untuk tahun 2011-2012 ini, Yuyun mengakui, Disdik masih menghimpun datanya.
Digariskan oleh administrasi pendidikan yang dikelola Kemendikbud, guru profesional, baik di sekolah dasar, sekolah menengah pertama, hingga sekolah menengah atas, mengajar sekurang-kurangnya 24 jam pelajaran per minggu.
Durasi satu jam pelajaran berbeda per tingkatan sekolah. SD, misalnya, satu jam pelajaran adalah 30 menit dan 40 menit, sementara di sekolah menengah satu jam pelajaran adalah 45 menit.
Waktu 24 jam pelajaran itu, bagi guru mata pelajaran matematika di SMA, misalnya, dibagi sesuai target kurikulum jurusan.
Satu kelas jurusan IPA mencantumkan 6 jam pelajaran matematika per minggu, sehingga guru tersebut dapat mengajar untuk empat kelas.
Di sisi lain, mengajar tidaklah sembarang mengajar. Mengajar perlu persiapan. Satu jam pelajaran di kelas, diperhitungkan, memerlukan persiapan minimal 2 jam, sehingga guru harus meluangkan waktu minimal 48 jam untuk persiapan mengajarnya.
"Kalau sekolah yang kelasnya banyak mungkin tidak masalah. Guru yang mengajar di sekolah yang kelasnya sedikit terpaksa harus berimprovisasi. Apakah mengajar mata pelajaran lain di sekolah yang sama, atau mengajar juga di dua atau beberapa sekolah sekaligus untuk memenuhi target 24 jam tersebut," kata Yuyun. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012