Samarinda (ANTARA) - Komisi III DPRD Kaltim berharap rencana pembangunan Jembatan Kembar di Sungai Mahakam Samarinda bisa terealisasi pada 2013.
Anggota Komisi III DPRD Kaltim Darlis Pattalongi di Samarinda, Rabu mengatakan adanya Jembatan Kembar yang pembangunannya berdampingan dengan Jembatan Mahakam tersebut sangat dibutuhkan warga Samarinda sebagai penghubung akses jalan dari Samarinda Kota ke Samarinda Seberang.
"Jembatan Mahakam sudah berumur 25 tahun lebih sehingga sudah layak ada jembatan baru untuk menunjang jembatan lama. Saya berharap tidak ada hambatan, sehingga pembangunannya bisa cepat terealisasi," kata Darlis.
Wakil rakyat dari Partai Amanat Nasional (PAN) meminta Dinas PU segera menghitung biaya perencanaan pembangunan jembatan secara menyeluruh.
Sementara itu Kepala Bidang Bina Marga Suheriyatna masih mendebatkan soal penggunaan nama Jembatan Kembar, sebab desain jembatan yang rencananya bakal dibangun tersebut berbeda dengan Jembatan Mahakam yang sudah ada.
Jembatan baru tersebut tiang pancang di tengah jembatan dibuat berjarak dengan lebar 60 meter dengan maksud untuk menghindari tersenggolnya tiang pancang oleh ponton batu bara yang biasa melalui bawah jembatan.
Selain itu, disain jembatan pun dibuat melengkung seperti pada Jembatan Mahulu.
"Secara defenisi yang disebut kembar itu berarti sama. Nah, untuk rencana pembangunan jembatan ini desainnya sangat jauh dari Jembatan Mahakam. Untuk itu dirasa tidak layak jika disebut Jembatan Kembar," kata Suheriyatna.
Sementara anggota Komisi III, Aji Sofyan Alex setuju jika jembatan tersebut tidak menggunakan nama Jembatan Kembar, dan berharap nama yang digunakan layak dan bisa menjadi ikon Kota Samarinda.
"Contohnya seperti nama tokoh, sultan atau pahlawan pejuang Kaltim," kata Sofyan Alex. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Anggota Komisi III DPRD Kaltim Darlis Pattalongi di Samarinda, Rabu mengatakan adanya Jembatan Kembar yang pembangunannya berdampingan dengan Jembatan Mahakam tersebut sangat dibutuhkan warga Samarinda sebagai penghubung akses jalan dari Samarinda Kota ke Samarinda Seberang.
"Jembatan Mahakam sudah berumur 25 tahun lebih sehingga sudah layak ada jembatan baru untuk menunjang jembatan lama. Saya berharap tidak ada hambatan, sehingga pembangunannya bisa cepat terealisasi," kata Darlis.
Wakil rakyat dari Partai Amanat Nasional (PAN) meminta Dinas PU segera menghitung biaya perencanaan pembangunan jembatan secara menyeluruh.
Sementara itu Kepala Bidang Bina Marga Suheriyatna masih mendebatkan soal penggunaan nama Jembatan Kembar, sebab desain jembatan yang rencananya bakal dibangun tersebut berbeda dengan Jembatan Mahakam yang sudah ada.
Jembatan baru tersebut tiang pancang di tengah jembatan dibuat berjarak dengan lebar 60 meter dengan maksud untuk menghindari tersenggolnya tiang pancang oleh ponton batu bara yang biasa melalui bawah jembatan.
Selain itu, disain jembatan pun dibuat melengkung seperti pada Jembatan Mahulu.
"Secara defenisi yang disebut kembar itu berarti sama. Nah, untuk rencana pembangunan jembatan ini desainnya sangat jauh dari Jembatan Mahakam. Untuk itu dirasa tidak layak jika disebut Jembatan Kembar," kata Suheriyatna.
Sementara anggota Komisi III, Aji Sofyan Alex setuju jika jembatan tersebut tidak menggunakan nama Jembatan Kembar, dan berharap nama yang digunakan layak dan bisa menjadi ikon Kota Samarinda.
"Contohnya seperti nama tokoh, sultan atau pahlawan pejuang Kaltim," kata Sofyan Alex. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012