Desa Benhes (Bea Nehes) Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mendukung "Program Kampung Iklim" (Proklim) plus dalam upaya penurunan emisi karbon dari Program Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPF CF).
 

Kepala Desa Benhes, Kecamatan Muara Wahau Stefani Lung diKutai Timur , Senin, mengatakan bersyukur atas dipilih desanya sebagai Proklim+ dan masyarakat sangat mendukung, sehingga bisa berkontribusi dalam menjaga hutan.

"Walaupun sebelumnya warga sudah menjaganya. Adanya program ini tentu pemerintah bisa lebih memperhatikan desa kami," tambahnya.

Dukungan terhadap Proklim juga disampaikan Ketua Lembaga Adat Desa Bea Nehas Ledjie Be Leang Song. Menurutnya, sejak tahun 1964 mereka sudah aktif menjaga hutan.

"Desa Benhes memiliki dua kawasan hutan. Yaitu Hutan Adat (Long Sekun Miq Kuen) dengan luas 38 ribu hektar. Dan Hutan Lindung Adat (Tlan Long Shu) dengan luas sekitar 100 ribu hektar. Kedua kawasan masih tetap kami pertahankan," jelasnya.

Deputi Direktur Yayasan BIOMA, Danang Sukobudi mengatakan masyarakat Desa Benhes sudah sejak puluhan tahun menjaga hutan.

Karenanya tepat jika desa tersebut ditetapkan sebagai desa prioritas Proklim dari 150 desa yang terpilih.

"Itulah sebabnya Proklim+ menyasar desa-desa yang masih ada tutupan hutan. Salah satunya Desa Benhes dari 18 Proklim yang dinilai punya tutupan hutan cukup bagus," ungkap Danang.
 

Pewarta: ARif Maulana

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019