Sektor perkebunan sangat berperan penting dalam mensukseskan pelaksanaan strategi transformasi ekonomi di Kalimantan Timur, dengan penyangga utama ekonomi sektor migas dan batu bara.


Melalui transformasi ekonomi, diharapkan pembangunan ekonomi Kaltim akan berbasiskan pengelolaan sumber daya alam terbarukan dengan menitik beratkan pada upaya peningkatan nilai tambah melalui pengembangan industri hilir. 

Dalam mendukung strategi diatas perkebunan memainkan peran yang sangat penting, mengingat perkebunan terutama kelapa sawit dan komoditas lainnya menjadi komoditas unggulan penting dalam menyediakan bahan baku untuk industri oleochemical yakni produk yang dihasilkan dari lemak/minyak nabati maupun hewani sebagai strategi hilirisasi industri yang akan di kembangkan.

Potensi perkebunan sawit menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan di Provinsi Kalimantan Timur, dan terus didorong oleh pemerintah setempat.

Dari tahun ke tahun luas perkebunan kelapa sawit selalu meningkat tajam utama saat Kaltim dipimpin oleh Gubernur Awang Faroek Ishak yang meluncurkan program "Satu juta hektare Kelapa Sawit" sehingga area pabrik akan meningkat dari tahun ke tahun.

Pembina Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Kaltim, Azmal Ridwan menilai, dengan potensi perkebunan kelapa sawit yang besar untuk wilayah Kaltim, seharusnya daerah yang memiliki luas area sangat luas dapat memiliki lebih dari 78 pabrik kelapa sawit.

Menurut dia keberadaan pabrik kepala sawit sangat membantu dalam mewujudkan industri hilir kelapa sawit, karena diketahui selama ini Kaltim sangat bergantung pada industri batu bara dan migas. 

"Dengan banyaknya pabrik sawit, maka berusaha untuk melepas ketergantungan itu,” terangnya.

Berdasarkan data Dinas Perkebunan Kaltim, total luas tanaman perkebunan saat ini mencapai 1,35 juta hektare. 

Target pengembangan pembukaan lahan 3,269 juta hektare untuk sawit luas perkebunannya sekitar 1,19 juta hektare dengan produksi 13,137 juta TBS atau setara 2.890 ton CPO.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim Ujang Rachmad menargetkan, pada tahun ini akan ada penambahan 20 pabrik dengan kapasitas produksi 885 ton TBS (Tandan Buah Segar) perjam.

"Rencananya pengembangan pabrik baru itu akan berdiri di Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Paser, Penajam Paser Utara, dan Berau," sebutnya.

Untuk diketahui, 78 pabrik kelapa sawit terdapat di enam kabupaten yang memiliki perusahaan pengolah minyak sawit, yaitu 16 pabrik di Paser, enam pabrik di Penajam Paser Utara, 28 unit di Kutai Timur, sebanyak 15 pabrik di Kutai Kartanegara, lima pabrik di Kutai Barat, dan delapan pabrik di Kabupaten Berau.
 
harga TBS saat ini terpaut jauh dengan harga minyak sawit atau yang sering disebut CPO. 

Adapun harga CPO sebesar Rp7 ribu lebih, sedangkan TBS paling tinggi hanya Rp1.900 perkilogram.
Hamparan Kebun Sawit (Antaranews Kaltim/Ist/disbun.kaltimprov.go.id)


Sementara itu, Anggota DPRD Kaltim Ismail mengatakan, wilayah Kaltim yang begitu luas ditunjang dengan tanahnya yang subur sangat memungkinkan untuk pengembangan sektor perkebunan lainnya di luar kelapa sawit yang sudah mengindustri.

"Banyak potensi perkebunan lainnya di luar kelapa sawit yang belum dikembangkan secara optimal misalnya seperti komoditi jagung, pepaya, pisang, dan buah- buahan lainnya," katanya.

Ismail meyakini bahwa komoditi tanaman pangan tersebut juga punya prospek yang menjanjikan secara ekonomi bila dikelola dengan serius dan profesional.

"Sumber Daya di Kaltim saya rasa cukup mumpuni, lahannya juga ada, tapi yang menjadi persoalanya, dari mana sumber dananya, memang perlu investor yang mau mengucurkan pendanaan untuk mengembangkan industri tersebut,"
bebernya.

Peran perkebunan semakin besar dalam struktur ekonomi Kalimantan Timur Sektor perkebunan mampu menyerap 392.000 keluarga petani dan terbukti mampu menyerap tenaga kerja serta membuka pusat pertumbuhan ekonomi  dan pengembangan wilayah.

Jenis-jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di Kalimantan Timur antara lain: karet, kelapa, kopi, lada, coklat, kelapa sawit, gula aren dan lainnya yang merupakan gabungan dari beberapa tanaman perkebunan.

Usaha tanaman perkebunan ini terbagi menjadi perkebunan besar pemerintah, perkebunan besar swasta dan perkebunan rakyat.

1. KARET
Tanaman karet di Kalimantan Timur merupakan komoditi tradisional yang sudah relatif lama diusahakan sebagai perkebunan rakyat, namun karena pengaruh harga yang berfluktuasi sangat tajam usaha perkaretan beberapa waktu yang lalu sempat ditinggalkan oleh petani perkebunan untuk beralih kepada usaha lain yang dianggap lebih menguntungkan. 

Namun saat ini seiring dengan semakin membaiknya harga karet di pasaran komoditi karet kembali banyak diusahakan oleh masyarakat dan di beberapa tempat komoditi tersebut merupakan sumber mata pencaharian utama masyarakatnya.

Luas areal pertanaman karet saat ini (tahun 2012) tercatat seluas 91.254 Ha yang terdiri dari areal perkebunan rakyat 84.192 Ha, perkebunan besar negara sebesar 709 Ha dan perkebunan besar swasta 6.295 Ha dengan produksi seluruhnya berjumlah 74.648 ton lumb.

Produk tersebut pada umumnya dipasarkan ke Banjarmasin untuk kebutuhan pabrik Crumb Rubber. Pusat pertanaman karet terbesar berada di Kabupaten Kutai Barat (Kecamatan Melak dan Barong Tongkok) yang dikembangkan oleh petani pekebun melalui proyek TCSSP bantuan dari Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB). 

Areal penanaman karet lainnya yang cukup luas berada di Kecamatan Palaran dan Samarinda Ilir (Kota Samarinda), Kecamatan Balikpapan Timur dan Balikpapan Utara (Kota Balikpapan), Kecamatan Segah dan Talisayan (Kabupaten Berau), Kecamatan Kota Bangun, Marang Kayu, Samboja dan Muara Badak (Kecamatan Kutai Kartanegara). 

Selain itu juga terdapat kebun plasma milik petani pekebun di Kecamatan Long Kali (Kabupaten Paser) dan di Kecamatan Marang Kayu (Kabupaten Kutai Kartanegara) yang kedua-duanya merupakan binaan dari PTPN XIII. 

Perkebunan Karet milik perkebunan besar swasta terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara milik PT. Majapahit Agroindustri Corp Ltd dan di Kabupaten Kutai Kartanegara milik PT. Hasfarm Product.

2. KELAPA DALAM
Tanaman kelapa dalam merupakan komoditi tradisional Kalimantan Timur, tumbuh dengan baik pada semua tempat yang diusahakan oleh masyarakat sebagai tanaman perkarangan maupun yang diusahakan dalam hamparan yang cukup luas.

Usaha perkebunan kelapa rakyat dalam hamparan yang luas terdapat di Kabupaten Kutai Timur (Kecamatan Sangkulirang, Sandaran dan Kaliorang), Kabupaten Kutai Barat (Kecamatan Melak dan Barong Tongkok), Kabupaten Kutai Kartanegara (Kecamatan Samboja, Muara Jawa dan Kota Bangun), Kabupaten Paser (Kecamatan Tanah Grogot, Paser Belengkong dan Long Kali).

Kemudian Kabupaten Penajam Paser Utara (Kecamatan Penajam, Waru, Babulu dan Sepaku), Kabupaten Berau (Kecamatan Talisayan), Kota Samarinda (Kecamatan Samarinda Utara dan Palaran), Kota Balikpapan (Kecamatan Balikpapan Timur dan Utara.

Disamping itu di beberapa daerah lainnya tanaman kelapa juga banyak diusahakan namun dalam ukuran yang masih terbatas. 

Luas areal kelapa rakyat di Kalimantan Timur tahun 2012 tercatat sebanyak 30.712 Ha dengan jumlah produksi sebanyak 23.562 ton.  

Produksi dari tanaman kelapa rakyat tersebut diatas seluruhnya dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kelapa segar masyarakat di dalam daerah.

Pertanaman kelapa rakyat di Kalimantan Timur dewasa ini sudah berada dalam keadaan yang patut diremajakan, namun nampaknya animo kearah tersebut masih rendah sehingga kondisi perkelapaan di Kalimantan Timur dalam keadaan yang kurang menguntungkan.
 
Kelapa Dalam Kalimantan (Antaranews Kaltim/Ist/disbun.kaltimprov.go.id)
3. KELAPA SAWIT
Era pengembangan kelapa sawit di Kalimantan Timur dimulai pada tahun 1982 yang dirintis melalui Proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang dikelola oleh PTP VI. 

Sampai saat ini (tahun 2012) luas areal kelapa sawit baru mencapai 961.802 Ha yang terdiri dari 226.765 Ha sebagai tanaman plasma/rakyat, 17.237 Ha milik BUMN sebagai inti dan 717.825 Ha milik Perkebunan Besar Swasta. 

Produksi TBS (Tandan Buah Segar) sebesar 5.734.464 ton atau setara dengan 1.032.204 ton CPO (Crude Palm Oil) pada tahun 2012. 

Dari sejumlah perusahaan perkebunan besar swasta yang telah memperoleh izin pencadangan (ijin lokasi) sementara ini yang telah beroperasi membangun kebun dalam skala yang luas baru sebanyak ± 330 perusahaan.

Areal pertanaman kelapa sawit yang cukup luas saat ini terpusat di Kabupaten Paser yang meliputi Kecamatan Kuaro, Long Ikis, Long Kali, Paser Belengkong dan Tanah Grogot, Kabupaten Penajam Paser Utara (Kecamatan Waru dan Penajam), Kabupaten Kutai Kartanegara (Kecamatan Kembang Janggut, Kenohan dan Kota Bangun), Kabupaten Kutai Timur (Kecamatan Muara Wahau, Kaliorang, Kongbeng).

Kemudian Kabupaten Kutai Barat (Kecamatan Tanjung Isuy, Bongan), Kabupaten Berau (Kecamatan Tanjung Redeb, Talisayan, Lempake, Batu Putih) sedangkan beberapa kecamatan lainnya masih dalam luasan terbatas. 

4. KAKAO
Kalimantan Timur merupakan salah satu penghasil kakao rakyat di Indonesia, meskipun arealnya relatif kecil dibanding dengan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, tetapi bagi petani dibeberapa tempat di Kalimantan Timur, komoditi tersebut dijadikan sebagai mata pencaharian yang utama. 

Beberapa daerah yang tercatat sebagai sentra penanaman kakao di Kalimantan Timur antara lain Kabupaten Berau (Kecamatan Talisayan), Kota Samarinda (Sempaja dan Berambai), dan Kabupaten Kutai Timur (Teluk Pandan). 

Di beberapa tempat lainnya juga terdapat areal perkebunan kakao dalam luasan yang relatif kecil. Luas areal pertanaman kakao menurut statistik tahun 2012 sebesar ± 30.712 ha dengan produksi biji kakao kering sejumlah 23.562 ton.

Tanaman tersebut secara keseluruhannya merupakan pertanaman rakyat, produksi biji kakao kering Kalimantan Timur dengan mutu unfermented sebagian besar dipasarkan di Sabah Malaysia, khususnya yang dihasilkan oleh petani Kalimantan Timur bagian utara. 

Produk petani perkebunan kakao lainnya dipasarkan sebagai perdagangan antar pulau ke Makassar untuk selanjutnya dipasarkan kepasaran Amerika Serikat. 

Sebagaimana komoditi pertanian lainnya, harga biji kakao kering selalu mengalami pasang surut yang tergantung kepada harga pasaran dunia. 

Pada saat nilai dolar pada rupiah tinggi harga kakao juga melambung sehingga pendapatan petani meningkat. 

Dalam upaya mendorong perluasan, tanaman kakao di Kalimantan Timur, Dinas Perkebunan selain memberikan bimbingan juga bantuan bibit unggul, sarana produksi dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) perkebunan.

5. LADA
Lada di Kalimantan Timur merupakan komoditi tradisional yang sudah cukup lama dikenal dan dikembangkan oleh rakyat. Beberapa waktu yang lalu komoditi lada merupakan salah satu komoditi ekspor Kalimantan Timur yang cukup penting, yang dikenal dengan mutu white pepper Samarinda. 

Setelah harga komoditi tersebut jatuh di pasaran dunia sampai pada titik yang paling rendah dan bencana kebakaran lahan serta kemarau panjang yang melanda Kalimantan Timur tahun 1982 yang lalu produksi lada Kalimantan Timur menurun secara drastis, sehingga sejak saat itu Kalimantan Timur tidak lagi tercatat sebagai pengekspor  lada. 

Dalam beberapa tahun ini pertanaman lada rakyat kembali diintensifkan, lebih - lebih dipicu adanya kenaikan harga yang cukup signifikan di pasaran dunia.

Areal tanaman lada di Kalimantan Timur yang cukup luas terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kecamatan Samboja, Muara Jawa dan Loa Janan), Kabupaten Kutai Timur (Kecamatan Sangatta), Kabupaten Penajam Paser Utara (Kecamatan Sepaku), Kabupaten Berau (Kecamatan Talisayan), Kota Samarinda (Kecamatan Samarinda Utara).

Luas areal lada rakyat di Kalimantan Timur tahun 2012 tercatat sebanyak 10.386 ha dengan jumlah produksi sebanyak 9.085 ton lada kering. 

Produksi dari tanaman lada tersebut diatas seluruhnya dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri dan ekspor. 

5. KOPI
Komoditi  kopi juga merupakan komoditi yang telah lama diusahakan oleh masyarakat pedesaan di seluruh Kalimantan Timur. 

Areal tanaman kopi tersebut terdapat hampir merata di beberapa wilayah pedesaan Kabupaten di Kalimantan Timur dan diusahakan oleh petani dengan luasan yang rata-rata relatif terbatas.

Areal pertanaman kopi di Kalimantan Timur yang cukup luas terdapat di Kabupaten Kutai Timur (Kecamatan Sangatta dan Kaliorang), Kabupaten Kutai Barat (Kecamatan Damai dan Linggang Bigung), Kabupaten Kutai Kartanegara (Kecamatan Samboja, Muara Jawa, Loa Kulu dan Loa Janan).

Kemudian Kabupaten Paser (Kecamatan Muara Komam, Kuaro, Long Ikis, Paser Belengkong dan Long Kali), Kabupaten Penajam Paser Utara (Kecamatan Waru dan Penajam), Kabupaten Berau (Kecamatan Talisayan, Gunung Tabur dan Kelay), Kota Samarinda (Kecamatan Samarinda Utara dan Palaran).

Berdasarkan data statistik tahun 2011  luas areal tanaman kopi tercatat seluas 10.586 Ha dengan produksi 2.312 ton. 

Produksi biji kering seluruhnya dipasarkan untuk kebutuhan konsumsi dalam daerah yang pangsa pasarnya masih sangat terbuka. 

Usaha perluasan areal oleh petani dilakukan secara swadaya dalam jumlah relatif kecil, sehingga penambahan areal dari tahun ke tahun berjalan sangat lamban. 

6. TEH
Budidaya tanaman teh yang dikembangkan di wilayah Kecamatan Kayan Selatan mempunyai prospek yang bagus, khususnya untuk wilayah perbatasan dan pedalaman. 

Selain didukung dengan curah hujan yang baik serta tanah yang subur, datarannya juga sangat mendukung karena berada pada ketinggian 1.500 meter dari permukaan laut (DPL).

Berdasarkan hasil penelitian dari Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, tanaman teh yang dikembangkan di Kayan Selatan merupakan jenis teh berkualitas (Camellia sinensis).

Selain bibit yang dikirim merupakan bibit unggul pilihan, budi daya tanaman teh tersebut juga di pengaruhi oleh iklim dan kesuburan tanah sehingga mempengaruhi kualitas yang semakin bagus.

Sampai dengan tahun 2012, pengembangan tanaman teh yang dimulai sejak tahun 2007 ini telah mencapai luasan 33 Ha dengan jumlah tenaga kerja perkebunan yang terlibat sebanyak 55 orang.

7.JAMBU METE
Jambu mete merupakan tanaman tahunan yang biasanya tumbuh di daerah kering. Tanaman ini banyak ditanam untuk program rebosisasi, karena itu produksi jambu mete Indonesia cenderung meningkat. 

Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor utama mete dunia dengan negara tujuan ekspor India, dan Uni Eropa. 

Buah mete dapat dipilah menjadi dua bagian utama, yaitu mete gelondongan dan buah semu, dari mete gelondongan dapat dihasilkan kacang mete, yaitu dengan cara memecah kulit (pericarp) nya . 

Dalam proses pemecahan ini dapat dihasilkan CNSL (Cashew nut shell liquid) yaitu oleoresin yang berasal dari pericarp. Kacang mete dapat digunakan lebih lanjut untuk berbagai produk pangan dan kosmetika, sedangkan CNSL digunakan sebagai bahan baku pembuatan perekat dan minyak rem.

Pada Tahun 2012, di Kalimantan Timur luasan Jambu Mete hanya sebesar 54 Ha dengan produksi 12 ton.

Pewarta: Arumanto

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019