Bupati Mahakam Ulu (Mahulu) saat menutup Festival Hudoq Cross Border di Ujoh Bilang, Sabtu malam, mengatakan mulai tahun 2020 akan mengalokasikan anggaran senilai Rp7,5 miliar khusus untuk mobilisasi peserta dan perlengkapan untuk menari hudoq.
"Untuk Festival Hudoq Cross Border tahun depan, kami akan mengalokasikan anggaran rata-rata senilai Rp150 juta per kampung untuk mobilisasi peserta dan perlengkapan yang dibawa untuk menari hudoq," ujar Bupati Mahulu, Bonifasius Belawan Geh.
Jumlah kampung (desa) di Kabupaten Mahulu sebanyak 50, sehingga Rp150 juta dikali 50 kampung totalnya mencapai Rp7,5 miliar. Anggaran sebanyak memungkinkan diambilkan dari pos Alokasi Dana Kampung (ADK) atau Bantuan Keuangan (Bankeu) tahun 2020.
Untuk memastikan alokasi anggarannya, ia menjelaskan segera dilakukan pembahasan dengan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) antara lain Bagian Hukum, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), serta pihak terkait lain untuk memastikan dari pos apa anggaran tersebut bisa dialokasikan.
Pengalokasian anggaran untuk mobilisasi ini penting karena dalam Festival Hudoq Cross Border bukan sekedar hiburan dan agenda tahunan, namun gelaran ini merupakan tradisi turun temurun yang diwariskan leluhur etnis Dayak yang mengandung makna mendalam untuk doa dan rasa syukur kepada Sang Pencipta.
"Setelah mengikuti Tari Hudoq dalam festival ini, saya yakin semua warga akan saling taat beribadah sesuai agama masing-masing, karena dalam acara adat yang dikemas dalam festival ini mengandung ajaran ketaatan pada Yang Maha Kuasa dan doa agar padi yang baru ditanam tumbuh subur sehingga menghasilkan panen melimpah," jelasnya.
Ia juga meyakini semua masyarakat Mahulu siap melestarikan tradisi dan Tari Hudoq, mengingat tradisi ini dicipta para leluhur dengan maksud untuk mengembangkan sikap terbuka dan siap menerima perubahan untuk kemajuan.
"Tidak banyak yang bisa diperbuat jika kita menutup diri, maka sikap terbuka harus dikembangkan oleh warga Mahulu. Apalagi Tari Hudoq juga mengandung makna mendalam tentang doa dan rasa syukur dalam gagasan pembaharuan, maka kita harus siap menerima perubahan dan hindari rasa cemburu," ucap bupati.
Dalam rangkaian acara penutupan festival ini, bupati juga menyerahkan berbagai piagam penghargaan dan piala bagi para juara selama festival berlangsung, antara lomba menari tradisional, lomba olahraga tradisional, dan berbagai lomba lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019