Balikpapan (ANTARA News
Kaltim) - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan, dari total enam
juta hektare luas lahan mangrove Indonesia, tinggal 25 persen yang masih
bertahan lestari.
"Maka itu saya mengajak masyarakat untuk tidak lagi memanfaatkan kawasan mangrove untuk membuat tambak ikan dan budidaya kelautan lainnya," kata Menteri Zulkifli Hasan dalam acara penanaman pohon-pohon bakau di Mangrove Center, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (13/4).
Apalagi produksi tambak setelah hutan mangrove ditebang hanya bisa bertahan 10 tahun. Setelah itu, lahan tidak produktif. Tanahnya telah kehabisan semua unsur haranya yang diperlukan untuk kehidupan berikutnya.
"Padahal manfaat mangrove banyak sekali. Secara alami, mangrove adalah penahan abrasi dan angin kencang," kata Menteri Hasan.
Selain itu, tambahnya, hutan bakau adalah tempat berkembang biaknya biota laut. Mangrove juga mampu mengubah kondisi air laut yang terkena limbah menjadi bersih.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan datang ke Balikpapan untuk berbicara dalam forum PNLH atau Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup di Asrama Haji Batakan, Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Pertamina melalui Yayasan Pertamina melakukan penanaman pohon sebanyak 5 ribu pohon di kawasan Mangrove Center, di tepi perumahan Batu Ampar, Balikpapan Utara.
Bersama Menteri Kehutanan, turut juga menanam bakau Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur Inspektur Jenderal Polisi Bambang Widaryatmo, Panglima Komando Daerah Militer VI Mulawarman Mayor Jenderal TNI Subekti, dan General Manager Pertamina Balikpapan Iriawan Yulianto.
Menurut Direktur Yayasan Pertamina Rina Pramono, Pertamina mulai melakukan kegiatan penanaman mangrove ini sejak Desember 2011. Kemudian dari 2012 ini hingga 2017 nanti, Pertamina akan menanam dan memelihara hingga 100 juta pohon di seluruh Indonesia.
"Pertamina, sudah giat dalam pemeliharaan lingkungan hidup ini selama 10 tahun. Di Balikpapan kami sudah menanam 100 ribu mangrove dan akan terus kami lakukan secara berkelanjutan. Kami juga telah membuat Sekolah Sobat Bumi Champion di 8 provinsi yang mengajarkan kepedulian kepada lingkungan," kata Rina. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Maka itu saya mengajak masyarakat untuk tidak lagi memanfaatkan kawasan mangrove untuk membuat tambak ikan dan budidaya kelautan lainnya," kata Menteri Zulkifli Hasan dalam acara penanaman pohon-pohon bakau di Mangrove Center, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (13/4).
Apalagi produksi tambak setelah hutan mangrove ditebang hanya bisa bertahan 10 tahun. Setelah itu, lahan tidak produktif. Tanahnya telah kehabisan semua unsur haranya yang diperlukan untuk kehidupan berikutnya.
"Padahal manfaat mangrove banyak sekali. Secara alami, mangrove adalah penahan abrasi dan angin kencang," kata Menteri Hasan.
Selain itu, tambahnya, hutan bakau adalah tempat berkembang biaknya biota laut. Mangrove juga mampu mengubah kondisi air laut yang terkena limbah menjadi bersih.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan datang ke Balikpapan untuk berbicara dalam forum PNLH atau Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup di Asrama Haji Batakan, Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Pertamina melalui Yayasan Pertamina melakukan penanaman pohon sebanyak 5 ribu pohon di kawasan Mangrove Center, di tepi perumahan Batu Ampar, Balikpapan Utara.
Bersama Menteri Kehutanan, turut juga menanam bakau Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur Inspektur Jenderal Polisi Bambang Widaryatmo, Panglima Komando Daerah Militer VI Mulawarman Mayor Jenderal TNI Subekti, dan General Manager Pertamina Balikpapan Iriawan Yulianto.
Menurut Direktur Yayasan Pertamina Rina Pramono, Pertamina mulai melakukan kegiatan penanaman mangrove ini sejak Desember 2011. Kemudian dari 2012 ini hingga 2017 nanti, Pertamina akan menanam dan memelihara hingga 100 juta pohon di seluruh Indonesia.
"Pertamina, sudah giat dalam pemeliharaan lingkungan hidup ini selama 10 tahun. Di Balikpapan kami sudah menanam 100 ribu mangrove dan akan terus kami lakukan secara berkelanjutan. Kami juga telah membuat Sekolah Sobat Bumi Champion di 8 provinsi yang mengajarkan kepedulian kepada lingkungan," kata Rina. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012