Bupati Mahakam Ulu (Mahulu) Bonifasius Belawan Geh mengatakan, Festival Hudoq Cross Border yang digelar lima hari pada 23-26 Oktober 2019 memiliki banyak makna, yakni  sosial, budaya, spritual, ekonomi, dan makna pembangunan.


"Makna sosial dalam arti semua masyarakat bisa berinteraksi sosial dan bersilaturahmi melalui pergelaran ini, karena banyak diantara mereka yang bisa jadi lama tidak ketemu, namun dipersatukan di acara ini," ujarnya saat ramah tamah dan makan malam di Ujoh Bilang, Rabu malam.

Sedangkan makna sosial diantaranya untuk melestarikan adat dan budaya yang diwariskan dari nenek moyang, sehingga sampai kapanpun Tari Hudoq bisa lestari karena diperingati setiap tahun.

Apalagi gelaran ini sudah masuk dalam agenda tahunan nasional, yakni masuk dalam agenda Kementerian Pariwisata.

Untuk makna spritual, lanjut Bonifasius, Tari Hudoq merupakan tari persembahan sekaligus permohonan doa kepada yang Maha Kuasa, yaitu doa yang dipanjatkan agar padi yang baru saja ditanam tidak dimakan hama sehingga bisa menghasilkan panen yang memuaskan.

Untuk makna ekonomi, Tari Hudoq merupakan tari yang tidak bisa disajikan di sembarang waktu, tapi harus di Bulan Oktober, karena di bulan ini merupakan musim menanam padi (nugal), sehingga secara ekonomi tari ini dipercaya bisa menjaga padi sampai masa panen sehingga secara ekonomi masyarakat tidak kekurangan pangan.

Makna ekonomi lainnya adalah, dalam Festival Hudoq ini pasti menyedot banyak pengunjung yang bukan saja dari warga Mahulu, tetapi juga dari luar Mahulu seperti dari Samarinda, Balikpapan, Kutai Barat, dan daerah lain. Bahkan dari Kementerian Pariwisata juga hadir.

"Dari banyaknya pengunjung ini, dampak ekonominya akan sangat terasa karena semua yang hadir pasti perlu penginapan, perlu makan minum dan lainnya, bahkan sebagian dari tamu pasti ada yang ingin membawa souvernir, sehingga perputaran uang di sini tentu lebih banyak ketimbang biasanya," ucap bupati.

Sementara untuk makna pembangunan, tentu banyak hal yang bisa dipetik dari kegiatan ini, seperti kerja sama antara Dinas Pariwisata dan organisasi perangkat daerah (OPD) lain yang melakukan koordinasi untuk memuluskan festival ini, sehingga dari koordinasi ini akan berdampak pada kegiatan selanjutnya.

Dalam ramah tamah ini juga dihadiri oleh Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang. Bahkan Jaang membawa rombongan yang jumlahnya lebih dari 30 orang mulai Asisten II, sejumlah kepala OPD, hingga salah seorang camat. Bahkan Anggota DPRD Provinsi Kaltim, yakni Puji Setyowati yang juga istri Jaang pun menyertai. 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019