Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Pemerintah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, mendukung upaya konservasi Gajah Kalimantan (elephas maximus borneensis).

"Pemerintah Kabupaten Nunukan memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang melakukan upaya konservasi bagi Gajah Kalimantan," ungkap Kepala Sub Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Kabupaten Nunukan, Hasan Basri, yang dihubungi dari Samarinda, Senin.

Pemerintah Kabupaten Nunukan, kata Hasan Basri, telah melakukan berbagai upaya untuk melindungi habitat dan populasi hewan diperkirakan hanya tersisa 30 hingga 80 ekor tersebut.

"Data Pemerintah Kabupaten Nunukan juga sama dengan pihak WWF (World Wildlife Fund) yang berdasarkan survei pada 2007 dengan jumlah populasi Gajah Kalimantan itu diperkirakan 30 hingga 80 ekor," katanya.

"Belum ada peraturan bupati (perbub) terkait perlindungan Gajah Kalimantan tersebut namun Pemerintah Kabupaten Nunukan telah melakukan berbagai upaya untuk melindungi satwa tersebut. Langkah teknis terkait perlindungan itu diserahkan sepenuhnya ke pihak kecamatan sementara pemkab juga melakukan sosialisasi serta berupaya menghindari terjadinya konflik masyarakat dengan gajah," ungkap Hasan Basri.

Sejauh ini lanjut dia belum ditemukan terjadinya konflik secara terbuka antara gajah dengan masyarakat.

"Belum ada laporan terkait adanya perburuan ataupun pembantaian walaupun selama ini gajah tersebut kerap masuk ke kawasan pemukiman masyarakat. Upaya itulah yang dilakukan Pemkab Nunukan agar masyarakat dan gajah tidak saling mengganggu sebab kawasan itu juga merupakan sumber penghidupan masyarakat dan menjadi bagian dari habitat Gajah Kalimantan," ungkap Hasan Basri.

Sebelumnya, Koordinator WWF Kaltim, Wiwin Efendy menyatakan masih menganalisa populasi Gajah Kalimanan terkait hasil survei yang dilakukan pada Februari 2012.

"Sampai saat ini kami masih memegang data berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 2007 lalu dengan jumlah populasi berkisar 30 hingga 80 ekor," katanya.

"Pada Februari 2012 kami telah melakukan survei populasi dan habitat Gajah Kalimantan untuk pemutakhiran data namun hasilnya belum bisa kami sampaikan sebab masih dianalisa.

Survei dilakukan dengan melihat jejak, sisa makanan dan kotorannya namun proses analisanya harus dilakukan secara cermat dan memakan waktu yang cukup lama sebab kami tidak ingin gegabah dalam menghitung populasi gajah tersebut," ungkap Wiwin Efendy.

Gajah Kalimantan, lanjut Wiwin Efendy, terakhir terlihat pada Februari 2012.

"Terakhir terlihat masuk ke kawasan pemukiman pendudukan pada Februari 2012. Namun, yang kerap terlihat masuk ke kawasan pemukiman penduduk itu jenis gajah `soliter` atau penyendiri sementara Gajah Kalimantan yang hidup berkelompok lebih banyak berada di kawasan perbatasan," katanya.

"Berdasarkan pengamatan, gajah `soliter` ini masuk ke kampung di wilayah Kecamatan Sembakung pada wilayah 11 kampung biasanya berlangsung lima hingga tujuh bulan. Setelah itu, gajah tersebut kembali ke hutan," ungkap Wiwin Efendy lagi.

Habitat utama Gajah Kalimantan berada di daerah aliran Sungai Agison dan Sungai Sebuda di bagian barat dan Sungai Apan dan Tampilon di sebelah timur.

Daerah jelajah Gajah Kalimantan yang berada di bagian selatan Kecamatan Sebuku, Kabupaten Nunukan itu berawal dari Hulu Sungai Sibuda kemudian masuk ke Sungai Agison lalu menyeberang melewati jalan provinsi masuk ke hutan kembali dan masuk ke kawasan bekas camp Dewa Ruci yang banyak sumber makanan didominasi vegetasi pisang-pisangan.

Gajah Kalimantan itu lalu masuk ke Desa Tembalang dan diteruskan ke Desa Kalunsayan kemudian ke Desa Sekikilan.

"Masuknya gajah ke kawasan pemukiman akibat terjadinya fragmentasi menjadi kawasan perkebunan kelapa sawit dan HPH (Hak Pengusahaan Hutan) dan HTI (Hutan Tanam Industri). Terakhir saya mendengar akan masuk tambang batu bara sehingga rumah (hutan) yang menjadi sumber makanan gajah itu hilang," ungkap Wiwin Efendy. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012