Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menghibahkan  satu unit Pembangkit Listrik Tenaga Biogas  (PLTBg) berbasis limbah cair sawit (POME) dan satu unit sumur bor kepada Pemerintah Kabupaten Paser.

Penyerahan bantuan tersebut ditandai dengan penandatanganan naskah hibah dan berita acara serah terima barang oleh Dirjen Energi Baru, terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) FX Sutijastoto kepada 
Bupati Paser  Yusriansyah Syarkawi  di Hotel & Convention Center , Denpasar, Bali, Kamis (26/9)

"Kami berterima kasih kepada Kementerian ESDM yang telah memberikan bantuan kepada Kabupaten Paser. Bantuan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat karena masyarakat masih banyak yang kesulitan mendapatkan air bersih  dan penerangan listrik," kata Yusriansyah Syarkawi.

Ia berharap agar pihak Kementerian ESDM dapat memberikan bantuan yang lebih banyak lagi untuk tahun yang akan datang. Pemkab Paser akan kembali mengusulkan bantuan sumur bor dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Hemat Energi (PLTSHE) dengan harapan tahun 2020 dapat dikabulkan oleh pemerintah pusat.

Yusriansyah  menjelaskan terkait pengelolaan bantuan hibah oleh kementerian ESDM akan menunjuk Perusda Daya Prima sebagai pengelola. Selanjutnya Perusda Daya Primalah yang akan menjual daya listrik kepada PLN. Sedangkan pengelolaan sumur bor akan diserahkan ke desa.

Menurut bupati, sebenarnya ada dua unit sumur bor yang dibangun oleh kementerian ESDM di Paser satu lagi berada di desa Atang Pait, Kecamatan Long Ikis. Tetapi karena sumur bor di desa Atang Pait  mengalami kerusakan maka hanya satu yang diserahkan.

"Kita sudah meminta kepada Kementerian ESDM agar segera memperbaiki sumur bor yang rusak ini sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat," katanya.

Bupati kembali menjelaskan terkait PLTBg  di Kabupaten Paser  mulai dibangun pada  2016 dan selesai tahun 2017 dengan menghabiskan anggaran  sebesar Rp30 miliar lebih. Lokasinya berada di desa Tabru Kecamatan Batu Engau.

Sedangkan sumur bor  yang dibangun  pada 2018 dengan biaya Rp400 juta lebih dan berada di desa Sekurau Jaya Kecamatan Long Ikis.

Sementara  Asisten Ekonomi Setkab Paser, Ina Rosana yang hadir pada acara tersebut mengatakan  Pemkab Paser menerima bantuan PLTBg  dalam kondisi kualitas dan kuantitas seperti apa adanya.
 
"Artinya belum selesai seratus persen masih ada yang harus diperbaiki dan disempurnakan," katanya.

Meskipun demikian katanya Kementerian ESDM masih tetap bertanggungjawab untuk melakukan proses restart up ,paling lama tiga bulan setelah penyerahan. Setelah semuanya selesai Kementerian ESDM kembali akan melakukan serah terima hasil restart up kepada Pemkab Paser.

Ina  menerangkan proses restart up meliputi pengkondisian awal peralatan peralatan pada sistem instalasi PLTBg POME terdiri dari pembersihan site, sistem degister biogas (penghasil biogas), sistem bio crubber (pemurnian biogas) dan start up gas engine sehingga PLTBg POME siap dioperasionalkan.

Selanjutnya pihak Kementerian ESDM melakukan training ke pihak PLTBg dan membuat parit isolasi untuk air limbah yang tercecer dari cooling pound.

Setelah penyerahan aset  kepada 34 kabupaten dan Kota lainnya, Dirjen EBTKE minta kepada para kepala daerah agar dapat mengelola serta memeliharanya dengan baik. 

"Saya mengharapkan agar pemerintah daerah dapat memelihara bantuan ini dengan baik supaya manfaatnya bisa maksimal kepada masyarakat," ujarnya.

Lanjut FX Sutijastoto. bahwa Direktorat EBTKE telah membentuk pos pengaduan untuk menerima laporan apabila ada permasalahan setelah bantuan diserahkan.

"Jadi silahkan dilaporkan kalau ada masalah. Vendor yang membangun barang milik negara ini akan segera memperbaiki karena ada masa garansi selama 3 tahun," ujar FX Sutijastoto. (MC Kominfo Paser)

 

Pewarta: R. Wartono

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019