Sangatta (ANTARA News Kaltim) - Ribuan titik semburan yang diduga dari gas bumi, muncul di lahan milik salah satu warga Desa Marga Mulia, Kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Yusri Pakasi, warga RT 06 Desa Marga Mulia, Kecamatan Kongbeng yang juga pemilik lahan semburan gas, Minggu, mengatakan, titik gas itu jumlahnya ribuan dan bahkan ada yang membentuk gundukan tanah setinggi 15 hingga 25 cm.
"Dari dalam titik semburan itu keluar butiran dan menimbulkan bau busuk dan menyengat," kata Yusri Pakasi.
Dikatakannya, kalau kayu atau bambu dimasukkan ke tanah sekitar 80 sentimeter kemudian dibakar akan menyala biru seperti nyala kompor gas. "Tinggi api antara 60 sentimeter sampai 1,5 meter," katanya.
Akibat gas itu, warga terutama anak-anak yang mandi menggunakan air yang mengalir dari lahan itu mengalami gatal-gatal. Jika hujan gas dan bau hilang, tetapi kalau panas bau busuk muncul lagi.
Yusri Pakasi mengatakan ribuan titik gas itu muncul secara tiba-tiba sekitar enam bulan lalu.
Saat lahan tersebut di kupas menggunakan traktor untuk di kapling-kapling. Namun sebelum di kapling justru muncul titik-titik semburan gas.
Ia mengatakan sejak munculnya titik dan semburan gas, lokasi itu sering didatangi warga sekitar untuk sekadar melihat titik gas itu.
Ada juga warga datang mencoba menyalakan api dengan menancapkan kayu ke dalam bumi. Tetapi ada juga yang hanya datang melihat kondisinya.
"Saya sudah melaporkan kepada pihak desa dan kecamatan bahkan sudah ada pejabat dari Dinas Pertambanga dan Energi Kutai Timur melihat, namun sampai sekarang belum ada penjelasan apakah ini betul gas atau bukan," kata Yusri. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Yusri Pakasi, warga RT 06 Desa Marga Mulia, Kecamatan Kongbeng yang juga pemilik lahan semburan gas, Minggu, mengatakan, titik gas itu jumlahnya ribuan dan bahkan ada yang membentuk gundukan tanah setinggi 15 hingga 25 cm.
"Dari dalam titik semburan itu keluar butiran dan menimbulkan bau busuk dan menyengat," kata Yusri Pakasi.
Dikatakannya, kalau kayu atau bambu dimasukkan ke tanah sekitar 80 sentimeter kemudian dibakar akan menyala biru seperti nyala kompor gas. "Tinggi api antara 60 sentimeter sampai 1,5 meter," katanya.
Akibat gas itu, warga terutama anak-anak yang mandi menggunakan air yang mengalir dari lahan itu mengalami gatal-gatal. Jika hujan gas dan bau hilang, tetapi kalau panas bau busuk muncul lagi.
Yusri Pakasi mengatakan ribuan titik gas itu muncul secara tiba-tiba sekitar enam bulan lalu.
Saat lahan tersebut di kupas menggunakan traktor untuk di kapling-kapling. Namun sebelum di kapling justru muncul titik-titik semburan gas.
Ia mengatakan sejak munculnya titik dan semburan gas, lokasi itu sering didatangi warga sekitar untuk sekadar melihat titik gas itu.
Ada juga warga datang mencoba menyalakan api dengan menancapkan kayu ke dalam bumi. Tetapi ada juga yang hanya datang melihat kondisinya.
"Saya sudah melaporkan kepada pihak desa dan kecamatan bahkan sudah ada pejabat dari Dinas Pertambanga dan Energi Kutai Timur melihat, namun sampai sekarang belum ada penjelasan apakah ini betul gas atau bukan," kata Yusri. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012