Status tanggap darurat bencana tanah longsor di Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, berakhir seiring rampungnya pembangunan siring beton untuk pemulihan di lokasi longsor, Kamis.

Koordinator Tanggap Darurat Bencana Longsor Sepaku, Nurlaila saat ditemui mengatakan, pembangunan siring beton menggunakan metode pendekatan penanggulangan bencana telah berakhir, dengan selesainya pengerjaan siring beton.

Pembuatan siring beton setinggi lima meter untuk mengantisipasi longsor susulan di titik longsor SD Negeri 017 Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku tersebut, rampung pada Selasa (23/7) siang.

"Siring beton dengan panjang sekitar 30 meter diselesaikan 54 hari kerja," jelas Nurlaila yang juga Kepala Sub Bidang Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara.

Pembangunan siring beton tersebut lanjut ia, merupakan pemulihan peristiwa longsor yang terjadi pada 11 Mei 2019, di SD Negeri 017 Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku.

Teknik pembuatan siring beton di SD Negeri 017 Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku itu, sebagian menggunakan undak-undakan atau anak tangga (trap) karena struktur tanah rawan bergeser atau bergerak.

Anggaran pembangunan siring beton di lokasi tanah longsor Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku tersebut, bersumber dari belanja tidak terduga sekitar Rp530 juta.

Namun siring yang telah dibangun tersebut menurut Nurlaila, masih butuh penguat pondasi, serta area lainnya yang terletak di dataran tinggi juga perlu di siring beton.

"Lokasi itu merupakan dataran tinggi, ditambah struktur tanah yang rawan bergeser atau bergerak sehingga dapat memicu longsor susulan," ungkapnya.

Dengan rampungnya pembangunan siring beton sekaligus berakhirnya masa tanggap darurat bencana longsor tersebut Pos Komando Siaga Darurat di Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku ditutup.

"Seluruh personel dan peralatan BPBD yang ada di Pos Sepaku dimobilisasi atau dipindahkan kembali ke Pos Penajam," ujar Nurlaila,

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019