Sejumlah barang dan jasa di Provinsi Kalimantan Timur pada Februari 2019 mengalami penurunan harga atau berdeflasi 0,01 persen dengan tingkat inflasi tahun kalender sebesar 0,54 persen dan tingkat Inflasi tahun ke tahun sebesar 3,23 persen.

"Deflasi 0,01 persen itu berasal dari gabungan dua kota yang ditetapkan sebagai indeks harga konsumen (IHK), yakni minus 0,18 persen di Kota Samarinda dan berinflasi 0,20 persen di Kota Balikpapan,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, Atqo Mardiyanto di Samarinda, Jumat.

Deflasi di Kaltim dipengaruhi oleh penurunan indeks harga pada kelompok bahan makanan yang minus 0,93 persen. Sedankan enam kelompok lainnya mengalami peningkatan indeks, yaitu kelompok transportasi dan komunikasi mengalami inflasi 0,54 persen.

Kemudian diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau berinflasi 0,22 persen, kelompok sandang sebesar 0,19 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,11 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,05 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar berinflasi sebesar 0,02 persen.

Ia menjelaskan bahwa IHK merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga baik inflasi maupun deflasi di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan.

Dari 82 kota pantauan IHK nasional pada Februari 2019, lanjtnya, terdapat 13 kota mengalami inflasi dan 69 kota lainnya mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi  terjadi di Kota Tual sebesar 2,98 persen dan terendah terjadi di Kota Kendari sebesar 0,03 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke tercatat minus 2,11 persen dan terendah di Kota Serang yang tercatat minus 0,02 persen.

Ia menjelaskan, sumbangan kelompok bahan makanan pada Februari 2019 yang tercatat 0,93 persen itu berasal dari sub kelompok sayur-sayuran yang harganya mengalami deflasi atau minus 0,50 persen, kacang-kacangan berdeflasi 0,03 persen, buah-buahan minus 1,24 persen, bumbu-bumbuan minus 1,65 persen, lemak dan minyak berdeflasi 0,77 persen.

"Kemudian subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya berinflasi 0,01 persen, daging dan hasilnya minus 3,18 persen, ikan segar minus 0,45 persen, ikan diawetkan minus 1,23 persen, telur, susu dan hasilnya minus 0.81 persen," kata Atqo. 

 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019