Pihak terkait di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Provinsi Kalimantan Timur, manargetkan tahun 2021 tidak ada (zero) desa/kampung dengan status Sangat Tertinggal, sehingga teknik yang ditempuh adalah dengan memenuhi tiga indeks komposit yang disyaratkan.

 

“Indeks Desa Membangun (IDM) merupakan indeks komposit yang terdiri atas Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE), dan Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL),” ujar Tenaga Ahli Bupati Mahulu, Aji Sofyan Effendy di Ujoh Bilang.

Dalam pengelompokan status desa terdapat lima tingkatan, yakni Desa Sangat Tertinggal dengan nilai IDM 0,491 ke bawah, Desa Tertinggal dengan nilai 0,491 - 0,599, Desa Berkembang 0,599 - 0,707, Desa Maju 0,707 - 0,815, dan Desa Mandiri dengan nilai IDM 0,815.

Saat ini, kata Aji ketika menjadi narasumber dalam Rakor Camat dan Petinggi se-Kabupaten Mahulu dua hari sebelumnya, dari 50 kampung di Mahulu, sudah ada Sembilan kampung dengan status Berkembang, naik lima poin ketimbang tahun sebelumnya yang hanya ada empat kampung Berkembang.

Sedangkan target untuk tahun 2021 akan ada lima kampung di Mahulu dengan status Mandiri, 10 kampung berstatus Maju, 25 kampung berstatus Berkembang, 10 kampung berstatus Tertinggal, dan “zero” kampung yang menyandang status Sangat Tertinggal.

Untuk mencapai target itu, lanjut pakar ekonomi dari Universitas Mulawarman itu, semua pihak terkait harus bersinergi memenuhi tiga indikator tersebut, terutama Tim Teknis Program Gerbangmas Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Kampung Mandiri (P2MKM) yang berperan memfasilitasi.

Dia menuturkan, tujuan pembangunan kampung diantaranya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kualitas hidup, sehingga peran semua organsasi perangkat daerah (OPD) sangat dibutuhkan guna menjalin kerja sama erat dengan para pendamping atau mereka yang memiliki tugas memfaslitasi pembangunan desa.

Tujuan dari sinergitas dalam membangun kampung atau kawasan antarkampung adalah agar tiga indeks komposit itu terpenuhi, misalnya dari indeks komposit IKS yang di dalamnya ada empat dimensi, yakni dimensi kesehatan, pendidikan, modal sosial, dan dimensi permukiman.

“Setiap dimensi dalam IKS ini memiliki beberapa subdimensi dan sejumah indikator, misalnya dimensi kesehatan degan subdimensi pelayanan kesehatan, maka indikatornya antara lain waktu tempuh ke prasarana kesehatan, tersedianya tenaga kesehatan baik bidan maupun dokter,” ujarnya.

Kemudian indeks komposit IKE yang memiliki satu dimensi ekonomi dengan beberapa subdimensi, seperti keragaman produksi, tersedianya pusat pelayanan perdagangan, akses logistik, akses lembaga keuangan, lembaga ekonomi, dan keterbukaan wilayah.

“Untuk indeks komposit IKL memiliki dua dimensi, yakni dimensi ekologi dan dimensi potensi rawan bencana serta tingkat tanggap bencana oleh masyarakat. Masing-masing dimensi ini memiliki indikator yang harus dipenuhi agar IDM Mahulu terus meningkat.” kata Aji.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019