Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Penyebaran virus HIV/AIDS di Provinsi Kalimantan Timur sudah tergolong tinggi yakni mencapai angka 2.070 orang penderita dari jumlah penduduk provinsi itu yang hanya sekitar 3,5 juta jiwa.

"Dari 2.070 orang pengidap HIV/AIDS, sebanyak 1.707 orang mengidap virus HIV (human immunodeficiency virus) dan sebanyak 363 orang positif menderita AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). Jumlah itu yang muncul di permukaan, padahal kasus HIV/AIDS  sebanarnya seperti piraminda," kata Kabid Pengendalian Penduduk Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kaltim, Muhammad Hatta, di Samarinda, Kamis.

Ia mengatakan, sebaran kasus HIV/AIDS hampir seluruh daerah di Kaltim yakni Samarinda, Balikpapan, Tarakan, Kutai Kartanegara, Nunukan, Malinau, Kutai Timur, Kutai Barat, Berau, Paser, Bulungan, Panajam Paser Utara, Bontang, dan Tana Tidung.

Kasus HIV/AIDS Kaltim menduduki urutan ke-17 dari 33 Provinsi di Indonesia. "Posisi tersebut sangat mengkhawatirkan, bahkan Kota Samarinda menduduki urutan pertama dari 14 kabupaten/kota yang ada di Kaltim," ujarnya.

Menurut dia, penularan HIV/AIDS di Kaltim kebanyakan disebabkan penyalahgunaan narkotika, menggunakan jarum suntik dan hubungan seksual yang tidak aman dengan berganti-ganti pasangan.

Adapun kelompok yang rentan terinfeksi HIV/AIDS adalah pada kelompok usia produktif yaitu usia 15-19 tahun, 20-29 tahun, 30-39 tahun. Sedangkan persentase terbesar pengidap HIV/AIDS berada di kelompok umur 20-29 tahun yang mencapai 54 persen.

"Dari data tersebut maka kelompok usia remaja harus mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya, sehingga penularan HIV/AIDS bisa dihentikan melalui program-program yang tepat sasaran," ujar Muhammad Hatta.

Muhammad Hatta mengatakan, untuk mengurangi laju penyebaran virus HIV/AIDS perlu adanya kebijakan-kebijakan khusus yang tepat sasaran.

Salah satunya, katanya, adalah sosialisasi dari pihak terkait dengan melibatkan setiap elemen masyarakat sehingga berfungsi sebagai kontrol sosial dan penguatan kelembagaan untuk mengatasi kasus yang sudah ada.

Mengingat persentase terbesar pengidap HIV/AIDS di Kalimantan Timur adalah para remaja, maka perlu dilakukan tindakan pencegahan melalui sosialisasi bahaya HIV/AIDS dengan melibatkan pelajar, mahasiswa serta orang tua.

Hal tersebut, katanya, dilakukan untuk menjauhkan para remaja dari perilaku yang beresiko seperti seks bebas dan penyalahgunaan narkotika.

"Salah satu upaya menyosialisasikan bahaya HIV/AIDS dapat melalui penyuluhan di sekolah, melalui media cetak dan elektronik dan melibatkan para tokoh masyarakat dan tokoh agama,"  kata Muhammad Hatta.(*)

Pewarta: Rahmad

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011