Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim akan menggelar dialog tentang perkembangan sektor pendidikan di provinsi itu selama tiga tahun terakhir.
"Tema dialog ini adalah `Refleksi Pendidikan Kaltim dalam Tiga Tahun Terakhir`, yakni disesuaikan dengan masa kepemimpinan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, sejak awal 2009," ucap Kepala Dinas Pendidikan Kaltim Musyahrim di Samarinda, Kamis.
Dialog ini digelar dalam rangka memperingati Hari Guru ke-66 pada 25 November, sedangkan dialog mengenai pencapaian pendidikan di Kaltim dalam kurun tiga tahun terakhir, akan digelar di Lamin Etam pada 28 November 2011.
Dilanjutkannya bahwa dalam dialog itu diharapkan akan muncul berbagai persoalan pendidikan, baik program yang sudah dijalankan, wacana, keberhasilan, maupun kendala yang dihadapi oleh pengelola pendidikan, masyarakat maupun guru.
Persoalan pendidikan, ujarnya menambahkan sangat kompleks, khususnya terkait dengan kondisi Kaltim yang begitu luas, yakni mencapai satu setengah kali Pulau Jawa ditambah Pulau Madura sehingga masih ada sejumlah daerah yang belum maksimal tersentuh pelayanan pendidikan.
Pemprov Kaltim melalui dinas penidikan dan instansi terkait terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan, baik dalam proses belajar mengajar, menambah insentif bagi guru, tunjungan guru di perbatasan, beasiswa bagi guru, siswa, mahasiswa, dan sejumlah program lain.
Sejak kepemimpinan Awang Faroek, lanjut Musyahrim lagi, bantuan insentif bagi guru di Kaltim diwujudkan dengan melakukan Memorandum of Understanding (MoU) antara gubernur, bupati dan wali kota yang disaksikan Menteri Pendidikan RI pada 2009.
Dalam nota kesepahaman bersama (MoU) itu, antara lain menetapkan insentif guru minimal sebesar Rp1 juta per orang per bulan. Uang sebesar itu bersumber dari APBD Kaltim senilai Rp300 ribu, dan dari kabupaten maupun kota masing-masing sebesar Rp700 ribu.
Selama ini, lanjut dia, Pemprov Kaltim juga sudah berupaya meningkatkan mutu pendidikan di Kaltim, seperti pemberian Bantuan Operasioanl Sekolah Daerah (Bosda) di tingkat SMA sebesar Rp1 juta per siswa, dan untuk SMK senilai Rp1,5 juta per siswa. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
"Tema dialog ini adalah `Refleksi Pendidikan Kaltim dalam Tiga Tahun Terakhir`, yakni disesuaikan dengan masa kepemimpinan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, sejak awal 2009," ucap Kepala Dinas Pendidikan Kaltim Musyahrim di Samarinda, Kamis.
Dialog ini digelar dalam rangka memperingati Hari Guru ke-66 pada 25 November, sedangkan dialog mengenai pencapaian pendidikan di Kaltim dalam kurun tiga tahun terakhir, akan digelar di Lamin Etam pada 28 November 2011.
Dilanjutkannya bahwa dalam dialog itu diharapkan akan muncul berbagai persoalan pendidikan, baik program yang sudah dijalankan, wacana, keberhasilan, maupun kendala yang dihadapi oleh pengelola pendidikan, masyarakat maupun guru.
Persoalan pendidikan, ujarnya menambahkan sangat kompleks, khususnya terkait dengan kondisi Kaltim yang begitu luas, yakni mencapai satu setengah kali Pulau Jawa ditambah Pulau Madura sehingga masih ada sejumlah daerah yang belum maksimal tersentuh pelayanan pendidikan.
Pemprov Kaltim melalui dinas penidikan dan instansi terkait terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan, baik dalam proses belajar mengajar, menambah insentif bagi guru, tunjungan guru di perbatasan, beasiswa bagi guru, siswa, mahasiswa, dan sejumlah program lain.
Sejak kepemimpinan Awang Faroek, lanjut Musyahrim lagi, bantuan insentif bagi guru di Kaltim diwujudkan dengan melakukan Memorandum of Understanding (MoU) antara gubernur, bupati dan wali kota yang disaksikan Menteri Pendidikan RI pada 2009.
Dalam nota kesepahaman bersama (MoU) itu, antara lain menetapkan insentif guru minimal sebesar Rp1 juta per orang per bulan. Uang sebesar itu bersumber dari APBD Kaltim senilai Rp300 ribu, dan dari kabupaten maupun kota masing-masing sebesar Rp700 ribu.
Selama ini, lanjut dia, Pemprov Kaltim juga sudah berupaya meningkatkan mutu pendidikan di Kaltim, seperti pemberian Bantuan Operasioanl Sekolah Daerah (Bosda) di tingkat SMA sebesar Rp1 juta per siswa, dan untuk SMK senilai Rp1,5 juta per siswa. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011