Ujoh Bilang (Antaranews Kaltim) - Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur, mengalokasikan anggaran sekitar Rp4 miliar hingga Rp5 miliar per tahun untuk membayar premi masyarakat kepada Badan Penyelengara Jaminan Sosial Kesehatan.
"Tiap tahun premi yang kami bayarkan memang fluktuatif, tapi rata-rata sebesar itu. Anggaran yang masuk dalam program Gerbangmas ini untuk menjamin masyarakat mendapat jaminan layanan kesehatan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mahulu Agustinus Teguh Santoso di Ujoh Bilang, Jumat.
Anggaran sebesar itu cukup untuk membayar premi warga di perbatasan negara yang berpenduduk sekitar 27.000 jiwa itu.
Saat ini, katanya, jumlah kepesertaan BPJS Kesehatan di Mahakam Ulu sudah mendekati 100 persen, namun Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh belum puas, kecuali kepesertaannya sudah mencapai 100 persen.
Untuk itu, ia bersama tim Dinas Kesehatan dan pegawai di puskemas yang tersebar di lima kecamatan terus melakukan berbagai upaya agar semua warga yang telah memiliki kartu tanda penduduk (KTP) bisa terdaftar dalam kepesertaan BPJS Kesehatan.
Langkah yang ditempuh di antaranya langsung masuk kampung-kampung untuk memberikan pelayanan pendaftaran BPJS Kesehatan. Baru-baru ini dinkes sudah melakukan di lima kampung guna menarik minat masyarakat untuk daftar menjadi peserta JKN-KIS atau BPJS Kesehatan.
Kelima kampung yang telah didatangi itu adalah Long Melaham, Long Bagun Ulu, Long Bagun Iir, Batu Majang, dan Kampung Ujoh Bilang.
Dalam waktu dekat, dinkes juga akan masuk ke kampung yang paling jauh jangkauannya, seperti Kampung Naha Tivab dan Kampung Long Apari di Kecamatan Long Apari yang paling dekat dengan negeri tetangga, yakni Serawak, Malaysia Timur.
Dari Tiong Ohang menuju dua kampung itu membutuhkan waktu tempuh sekitar 1,5 jam perjalanan menggunakan ketinting melalui riam hulu Mahakam. Kampung ini termasuk terisolasii karena belum ada jalan darat, bahkan jaringan komunikasi pun sering putus.
Selain itu, lanjut Teguh, dinkes juga akan menjangkau ke kampung-kampung yang masuk anak Sungai Mahakam, seperti Sungai Ratah yang di hulunya terdapat Kampung Nyaribungan, Kecamatan Laham.
Kemudian masuk Sungai Pariq yang di hulunya terdapat tiga kampung, yakni Kampung Matalibaq, Wana Pariq, dan Kampung Tri Pariq Makmur.
Di kampung-kampung tersebut ditengarai masih banyak warga yang belum memiliki KTP dan tidak bisa didaftarkan ke BPJS Kesehatan, karena syarat untuk menjadi peserta adalah harus memiliki KTP dan KK.
"Dalam hal ini kami bekerja sama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Mereka yang jemput bola ke kampung-kampung untuk perekaman KTP-el, setelah itu kami menyambutnya dengan mendaftarkan warga ke BPJS, jadi kami sudah sinergis," ucap Teguh. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Tiap tahun premi yang kami bayarkan memang fluktuatif, tapi rata-rata sebesar itu. Anggaran yang masuk dalam program Gerbangmas ini untuk menjamin masyarakat mendapat jaminan layanan kesehatan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mahulu Agustinus Teguh Santoso di Ujoh Bilang, Jumat.
Anggaran sebesar itu cukup untuk membayar premi warga di perbatasan negara yang berpenduduk sekitar 27.000 jiwa itu.
Saat ini, katanya, jumlah kepesertaan BPJS Kesehatan di Mahakam Ulu sudah mendekati 100 persen, namun Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh belum puas, kecuali kepesertaannya sudah mencapai 100 persen.
Untuk itu, ia bersama tim Dinas Kesehatan dan pegawai di puskemas yang tersebar di lima kecamatan terus melakukan berbagai upaya agar semua warga yang telah memiliki kartu tanda penduduk (KTP) bisa terdaftar dalam kepesertaan BPJS Kesehatan.
Langkah yang ditempuh di antaranya langsung masuk kampung-kampung untuk memberikan pelayanan pendaftaran BPJS Kesehatan. Baru-baru ini dinkes sudah melakukan di lima kampung guna menarik minat masyarakat untuk daftar menjadi peserta JKN-KIS atau BPJS Kesehatan.
Kelima kampung yang telah didatangi itu adalah Long Melaham, Long Bagun Ulu, Long Bagun Iir, Batu Majang, dan Kampung Ujoh Bilang.
Dalam waktu dekat, dinkes juga akan masuk ke kampung yang paling jauh jangkauannya, seperti Kampung Naha Tivab dan Kampung Long Apari di Kecamatan Long Apari yang paling dekat dengan negeri tetangga, yakni Serawak, Malaysia Timur.
Dari Tiong Ohang menuju dua kampung itu membutuhkan waktu tempuh sekitar 1,5 jam perjalanan menggunakan ketinting melalui riam hulu Mahakam. Kampung ini termasuk terisolasii karena belum ada jalan darat, bahkan jaringan komunikasi pun sering putus.
Selain itu, lanjut Teguh, dinkes juga akan menjangkau ke kampung-kampung yang masuk anak Sungai Mahakam, seperti Sungai Ratah yang di hulunya terdapat Kampung Nyaribungan, Kecamatan Laham.
Kemudian masuk Sungai Pariq yang di hulunya terdapat tiga kampung, yakni Kampung Matalibaq, Wana Pariq, dan Kampung Tri Pariq Makmur.
Di kampung-kampung tersebut ditengarai masih banyak warga yang belum memiliki KTP dan tidak bisa didaftarkan ke BPJS Kesehatan, karena syarat untuk menjadi peserta adalah harus memiliki KTP dan KK.
"Dalam hal ini kami bekerja sama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Mereka yang jemput bola ke kampung-kampung untuk perekaman KTP-el, setelah itu kami menyambutnya dengan mendaftarkan warga ke BPJS, jadi kami sudah sinergis," ucap Teguh. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018