Samarinda (Antaranews Kaltim) - Pecinta lingkungan yang tergabung dalam Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, mengajak masyarakat menjaga sungai dengan cara tidak membuang sampah ke alirannya.
"Untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) GMSS-SKM yang ke-3 tahun ini, maka pada Minggu (23/9) kami mengajak warga Samarinda secara suka rela baik perorangan maupun kelompok untuk bisa bersama-sama membersihkan SKM," ujar Misman, Ketua GMSS-SKM Samarinda, Rabu.
Kegiatan ini, katanya, tidak menargetkan seberapa banyak sampah yang akan dipungut dan dikumpulkan dari sungai, melainkan untuk menegaskan komitmen bersama bahwa warga Samarinda ingin punya sungai yang bersih dan sehat.
Komitmen ini akan ditunjukkan dengan cara memungut sampah di sungai, bahkan berinteraksi dengan sampah karena untuk mendapatkan sungai yang bersih dan sehat, maka warga harus berani kotor dalam usaha membersihkannya.
Dalam aksi bersih-bersih sungai bersama warga mendatang, pihaknya menentukan titik kumpul mulai pagi di Posko GMSS-SKM, Jalan Abd Muthalib, Samarinda, samping Masjid Al-Misbah.
"Selama ini kondisi SKM masih seperti pasar swalayan loak karena barang bekas apa saja ada di dalamnya. Melalui upaya bersih-bersih yang dilanjutkan kesadaran di masa mendatang, tentu kami harapkan SKM bisa bebas dari plastik, bebas dari pampers, bebas dari bangkai, dan bebas dari aneka limbah lain," ucap Misman.
Ia melanjutkan bahwa selama ini GMSS-SKM tidak sendiri dalam upaya menyelamatkan ekosistem sungai, karena banyak kelompok masyarakat, sekolah, perguruan tinggi, bahkan hingga lembaga pemerintah maupun lembaga negara yang membantunya.
Sejumlah kelompok yang telah dan rutin memelihara SKM tersebut antara lain dari berbagai fakultas di Universitas Mulawarman, STAIN, Widyagama, beberepa sekolah, KPPN Samarinda, Balai Wilayah Sungai III, bahkan dari? perorangan pun sering turut bersama merawat sungai.
"Meski sudah banyak lembaga dan komunitas yang sering membantu, tapi harus diakui bahwa kondisi SKM hingga kini belum bebas dari sampah dan limbah. Ini karena belum semua masyarakat yang sadar akan pentingnya sungai sehingga mereka masih menjadikan sungai sebagai tempat sampah," tutur Misman. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) GMSS-SKM yang ke-3 tahun ini, maka pada Minggu (23/9) kami mengajak warga Samarinda secara suka rela baik perorangan maupun kelompok untuk bisa bersama-sama membersihkan SKM," ujar Misman, Ketua GMSS-SKM Samarinda, Rabu.
Kegiatan ini, katanya, tidak menargetkan seberapa banyak sampah yang akan dipungut dan dikumpulkan dari sungai, melainkan untuk menegaskan komitmen bersama bahwa warga Samarinda ingin punya sungai yang bersih dan sehat.
Komitmen ini akan ditunjukkan dengan cara memungut sampah di sungai, bahkan berinteraksi dengan sampah karena untuk mendapatkan sungai yang bersih dan sehat, maka warga harus berani kotor dalam usaha membersihkannya.
Dalam aksi bersih-bersih sungai bersama warga mendatang, pihaknya menentukan titik kumpul mulai pagi di Posko GMSS-SKM, Jalan Abd Muthalib, Samarinda, samping Masjid Al-Misbah.
"Selama ini kondisi SKM masih seperti pasar swalayan loak karena barang bekas apa saja ada di dalamnya. Melalui upaya bersih-bersih yang dilanjutkan kesadaran di masa mendatang, tentu kami harapkan SKM bisa bebas dari plastik, bebas dari pampers, bebas dari bangkai, dan bebas dari aneka limbah lain," ucap Misman.
Ia melanjutkan bahwa selama ini GMSS-SKM tidak sendiri dalam upaya menyelamatkan ekosistem sungai, karena banyak kelompok masyarakat, sekolah, perguruan tinggi, bahkan hingga lembaga pemerintah maupun lembaga negara yang membantunya.
Sejumlah kelompok yang telah dan rutin memelihara SKM tersebut antara lain dari berbagai fakultas di Universitas Mulawarman, STAIN, Widyagama, beberepa sekolah, KPPN Samarinda, Balai Wilayah Sungai III, bahkan dari? perorangan pun sering turut bersama merawat sungai.
"Meski sudah banyak lembaga dan komunitas yang sering membantu, tapi harus diakui bahwa kondisi SKM hingga kini belum bebas dari sampah dan limbah. Ini karena belum semua masyarakat yang sadar akan pentingnya sungai sehingga mereka masih menjadikan sungai sebagai tempat sampah," tutur Misman. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018