Penajam (Antaranews Kaltim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, membutuhkan tambahan anggaran untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah setempat.
Kepala Subbidang Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nurlaila, saat ditemui Antara di Penajam, Senin, mengatakan, kasus kebakaran hutan dan lahan di wilayah setempat semakin meningkat.
Dengan peningkatan kasus kebakaran hutan dan lahan tersebut, instansinya membutuhkan tambahan anggaran operasional untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Penajam Paser Utara.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, selama 40 hari terakhir telah terjadi 33 kasus kebakaran hutan dan lahan, dengan luasan yang terbakar mencapai sekisar 97 hektare.
"Kasus kebakaran hutan dan lahan itu terbanyak terjadi di wilayah Kecamatan Penajam dengan 30 kasus, dua karhutla terjadi di wilayah Kecamatan Babulu, dan satu kasus kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kecamatan Sepaku," kata Nurlaila.
Ia menjelaskan, anggaran penanggulangan bencana yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara, sampai saat ini tersisa Rp225 juta dari total Rp450 juta.
Sementara untuk anggaran pengadaan BBM (bahan bakar minyak) mobil pemadam kebakaran serta kendaraan operasional roda dua menurut Nurlaila, dipastikan terlah habis terpakai hingga saat ini.
"Dalam satu tahun Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara diberi jatah pengadaan BBM sekitar Rp90 juta," katanya.
Untuk setiap kegiatan pengananan kebakaran hutan dan lahan tambah Nurlaila, dibutuhkan biaya lebih kurang Rp4 sampai Rp6 juta, termasuk konsumsi para anggota di lapangan.
Selama musim kemarau titik panas di wilayah Penajam Paser Utara diprediksi bisa terus bertambah yang berpotensi memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
"Kami butuh anggaran tambahan untuk operasional penanggulangan bencana karhutla, dan anggaran tambahan yang telah diajukan itu lebih kurang Rp50 juta," kata Nurlaila.
Banyaknya kasus kebakaran hutan dan lahan di wilayah Penajam Paser Utara tersebut diduga diakibatkan dari aktivitas pembukaan lahan atau ladang baru dengan cara dibakar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
Kepala Subbidang Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nurlaila, saat ditemui Antara di Penajam, Senin, mengatakan, kasus kebakaran hutan dan lahan di wilayah setempat semakin meningkat.
Dengan peningkatan kasus kebakaran hutan dan lahan tersebut, instansinya membutuhkan tambahan anggaran operasional untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Penajam Paser Utara.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, selama 40 hari terakhir telah terjadi 33 kasus kebakaran hutan dan lahan, dengan luasan yang terbakar mencapai sekisar 97 hektare.
"Kasus kebakaran hutan dan lahan itu terbanyak terjadi di wilayah Kecamatan Penajam dengan 30 kasus, dua karhutla terjadi di wilayah Kecamatan Babulu, dan satu kasus kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kecamatan Sepaku," kata Nurlaila.
Ia menjelaskan, anggaran penanggulangan bencana yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara, sampai saat ini tersisa Rp225 juta dari total Rp450 juta.
Sementara untuk anggaran pengadaan BBM (bahan bakar minyak) mobil pemadam kebakaran serta kendaraan operasional roda dua menurut Nurlaila, dipastikan terlah habis terpakai hingga saat ini.
"Dalam satu tahun Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara diberi jatah pengadaan BBM sekitar Rp90 juta," katanya.
Untuk setiap kegiatan pengananan kebakaran hutan dan lahan tambah Nurlaila, dibutuhkan biaya lebih kurang Rp4 sampai Rp6 juta, termasuk konsumsi para anggota di lapangan.
Selama musim kemarau titik panas di wilayah Penajam Paser Utara diprediksi bisa terus bertambah yang berpotensi memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
"Kami butuh anggaran tambahan untuk operasional penanggulangan bencana karhutla, dan anggaran tambahan yang telah diajukan itu lebih kurang Rp50 juta," kata Nurlaila.
Banyaknya kasus kebakaran hutan dan lahan di wilayah Penajam Paser Utara tersebut diduga diakibatkan dari aktivitas pembukaan lahan atau ladang baru dengan cara dibakar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018