Mahakam Ulu (Antaranews Kaltim) - Para petani di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, diminta serius menggarap lahan pertanian dan perkebunan, mengingat potensinya yang masih sangat besar untuk dikembangkan.

"Kalau kita setengah-setengah dalam bertani, dalam arti setelah menanam terus tidak dipelihara, pasti hasilnya tidak maksimal karena tanaman juga perlu perhatian, di antaranya perlu pemupukan, obat-obatan dan lainnya," ujar anggota DPRD Kabupaten Mahakam Ulu Weni ketika ditemui di Ujoh Bilang, Senin.

Weni merupakan salah satu penggerak bagi sembilan kelompok tani di Datah Bilang Raya dalam pembukaan lahan baru seluas 200 hektare untuk pertanian.

Menurut dia, lahan 200 hektare yang dimiliki 200 kepala keluarga dari sembilan kelompok tani itu merupakan milik masing-masing kelompok sehingga harus dikelola dengan baik.

Dua hari sebelumnya, Weni bersama bupati dan ratusan anggota kelompok tani melakukan penanaman perdana padi gunung di atas lahan 200 hektare yang baru dibuka tersebut.

Ia mengajak warga tidak malas menggarap ladang pertanian karena hanya dengan perawatan yang itensif, maka produktivitasnya akan tinggi.

Padi gunung yang ditanam tersebut diperkirakan masuk masa panen pada kisaran Februari-Maret 2019. Setelah panen, lahan pertanian bekas padi tersebut akan serentak ditanami kakao.

Saat ini sekitar 140.000 bibit kakao sedang disiapkan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Mahakam Ulu.

Selaku motor penggerak sembilan kelompok tani, Weni juga menyisihkan sebagian biaya pembelian 140.000 polibag untuk penyemaian kakao.

Ketika ditanya mengenai munculnya inisiatif sampai tergerak mengajak warga mencetak lahan pertanian baru seluas 200 hektare, ia mengatakan bahwa selama ini dirinya miris melihat sebagian masyarakat Datah Bilang Raya yang minim memiliki lahan pertanian dan juga miris melihat masyarakat yang masih suka berladang dengan cara berpindah.

Atas dasar itu, dia berpikir untuk mencetak satu kawasan areal pertanian yang selain bisa ditanami padi, jagung, juga bisa ditanami kakao, sehingga ke depan bisa muncul satu kawasan yang menjadi sentra kakao.

Menurut dia, perkebunan Kakao milik masyarakat ini akan bisa menyejahterakan petani asalkan dirawat dengan baik, karena selama ini harga kakao tidak pernah jatuh, bahkan pasarnya juga jelas.

Dia bahkan telah melakukan sejumlah langkah dalam rangka mengantisipasi timbulnya kendala dalam pengembangan kakao, karena sebagian masyarakat termasuk baru dalam menanam kakao alias belum memiliki pengalaman.

Untuk itu, langkah yang akan dilakukan adalah mengajak masing-masing ketua kelompok tani aktif berkoordinasi jika ada masalah, sehingga dia akan cepat meminta Dinas Pertanian bertindak, termasuk melakukan pembinaan sekaligus pendampingan dalam mengatasi kendala yang mungkin terjadi.

"Selain perlu adanya dukungan dan pendampingan dari Dinas Pertanian, kami juga perlu dukungan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBKam) oleh tiga kampung di Datah Bilang Raya jika anggaran Dinas Pertanian kurang. Selain ada dana desa, di tiap kampung juga ada alokasi dana kampung dari pemerintah daerah," ucap Weni. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018