Tana Paser (Antaranews Kaltim)- Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Saufudian   melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan  di Kabupaten Paser  yang diikuti  sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) , Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD),  Kepala Desa (Kades)  camat dan lurah.

Empat pilar yang disampaikan yakni Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai konstitusi negara serta ketetapan MPR, NKRI sebagai bentuk negara serta Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.

"Konstitusi negara beda dengan kitab suci, ia bisa dirubah manakala dirasa tidak sesuai dengan dinamika yang terjadi di negara kita. Desentaralisasi pada reformasi 1998 merupakan salah satu perubahan mendasar pada konstitusi kita saat ini,"kata Hetifah  saat  memberikan materi sosialisasi di Pendopo Kabupaten Paser.

Hetifah mengatakan, reformasi 1998 memang telah menghasilkan desentaralisasi atau otonomi daerah yang menlahirkan UU yang mengatur Pemerintahan Daerah mulai di tingkat Provinsi, Kabupaten, bahkan hingga desa.

"Makanya ada UU desa yang bagian dari amanat konstitusi. Kalau kita tidak ubah konstitusi kita, mungkin negara kita masih sentralistis seperti dulu,” kata Hetifah.

Lanjut  dia tidak terbayangkan  ada yang namanya dana bagi hasil, atau UU yang mengatur Pemprov, Pemkab, hingga pemerintahan desa.

Kemudian demokrasi  juga merupakan hasil dari reformasi 1998 dan suara DPR sebagai perwakilan rakyat tidaklah absolut, jika itu bertentangan dengan konstitusi negara .  Misalnya UU sudah diketok, tapi dianggap bertentangan dengan konsititusi hal  itu bisa saja dibatalkan.

Sosialisasi yang disampaikan Hetifah terkait NKRI tidak sedikit mendapat kritikan dari ASN Paser, terutama Kepala Desa yang masih mengalami kesulitan pada sektor infrastruktur, pertanian, pendidikan, dan perkonomian di pedesaan.

Hetifah mengungkapkan bahwa  sosialisasi  ini  bisa dimanfaatkan sebagai media komunikasi antar warga dengan perwakilannya di pusat. Begitu  juga dengan kehadiran Wakil Bupati  Mardikansyah dan dan Ketua DPRD Kaharudin dinilai dapat mempererat pengambilan kebijakan yang lebih pro kepada daerah.

"Tadi warga Paser menegaskan, kita bagian dari NKRI, namun pada saat sosialisasi mereka mengeluh minta  perhatian dari pemerintah. Jadi saya tegaskan pemerintah ikut hadir ketika ada masalah yang dirasakan sangat urgent dihadapi oleh masyarakat, apalagi menyangkut kesejahteraan ," pungkas Hetifah.(*/Kominfo Paser)

 

Pewarta: R.Wartono

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018