Tanjung Redeb (ANTARA News Kaltim) - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Berau, Ir H Gazali SIP MM, mengatakan, pihaknya menyiapkan sebanyak 448 ekor sapi untuk memenuhi kebutuhan warga menjelang Hari Raya Idul Adha 1432 H.
"Jumlah hewan kurban yang disiapkan tersebut meningkat dari tahun 2010 yang hanya sekitar 400 ekor, yang kesemuanya habis dipesan warga untuk keperluan hewan kurban," katanya di Tanjung Redeb, Berau, Kamis (3/11).
Menurut dia, karena banyaknya pemesan baik dari kalangan masyarakat maupun pihak swasta maka Disnak-Keswan Berau meningkatkan jumlah persediaan hewan kuban pada 2011.
"Ini semua atas dasar melihat besarnya tingkat kebutuhan masyarakat dan pihak swasta," ujarnya.
Gazali menambahkan, sebelum disebar ke lapangan hewan kurban terlebih dahulu harus diperiksa tingkat kesehatan dan kebugaran fisiknya.
"Dan itu semua memang sudah menjadi tugas dari Tupoksi kita sebagai instansi terkait di dalam mempersiapkan Hewan Kurban terbaik buat masyarakat Berau secara keseluruhan," kata Gazali.
Sedangkan Kepala Bidang sarana Produksi Peternakan Disnak Keswan Berau M Hanafiah Spt MM mengatakan, karena produksi ternak daerah mengalami kemajuan signifikan maka untuk menyiapkan kebutuhan hewan kurban bagi masyarakat Disnak Keswan Berau sebagian besar mengambil sapi lokal.
Sementara itu, sejumlah pedagang hewan kurban yang ditemui menyatakan rasa syukurnya karena menjelang Hari Raya Idul Adha 1432 H, hewan kurban mereka laku keras.
Salah satunya, Asriansyah, yang berjualan sapi di jalan AKB Sanipah II Tanjung Redeb. Meski tidak terlalu meningkat, namun jumlah pembeli disebutkan cukup meningkat.
"Dari 53 ekor sapi yang saya siapkan, sisa 6 ekor yang belum laku," ungkapnya.
Tidak hanya perorangan, per kelompok, tapi juga beberapa perusahaan ikut membeli sapi yang dijualnya. "Kebanyakan dititipkan di sini, sampai menjelang pemotongan baru diantarkan," katanya.
Sapi yang dijualnya diakui berasal dari perternak di Berau, Muara Wahau Kutim dan dari Sulawesi.
Ia menambahkan, untuk menghindari masuknya penyakit sebelum dijual, sapi yang ada juga sudah diperiksa oleh tim dari dinas Peternakan dan kesehatan hewan Berau.
Harga sapi yang dijual juga cukup bervariasi mulai dari Rp8 juta hingga Rp 18 juta per ekor. Salah satu keuntungan terbesar usaha yang digelutinya ini, adalah menjual sapi dari peternak Berau.
"Jika dari luar biasanya berat diongkos pengiriman, sehingga ada sapi dari Jawa kali ini, karena biaya transportasinya mahal sekali," keluhnya.
Namun untuk kualitas daging, disebutkan tidak terlalu jauh berbeda antara sapi lokal dan sapi dari luar Berau.
Mengingat bibit sapi yang ada juga merupakan bibit unggul yang merupakan pengembangan masyarakat Berau.
"Hanya saja, masih jadi persoalan bagi setiap peternak sapi di dalam kota, masih kurang dan belum tersedianya lahan pakan. Sapi yang siap dijual biasanya disiapkan rumput khusus dari kawasan tertentu," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
"Jumlah hewan kurban yang disiapkan tersebut meningkat dari tahun 2010 yang hanya sekitar 400 ekor, yang kesemuanya habis dipesan warga untuk keperluan hewan kurban," katanya di Tanjung Redeb, Berau, Kamis (3/11).
Menurut dia, karena banyaknya pemesan baik dari kalangan masyarakat maupun pihak swasta maka Disnak-Keswan Berau meningkatkan jumlah persediaan hewan kuban pada 2011.
"Ini semua atas dasar melihat besarnya tingkat kebutuhan masyarakat dan pihak swasta," ujarnya.
Gazali menambahkan, sebelum disebar ke lapangan hewan kurban terlebih dahulu harus diperiksa tingkat kesehatan dan kebugaran fisiknya.
"Dan itu semua memang sudah menjadi tugas dari Tupoksi kita sebagai instansi terkait di dalam mempersiapkan Hewan Kurban terbaik buat masyarakat Berau secara keseluruhan," kata Gazali.
Sedangkan Kepala Bidang sarana Produksi Peternakan Disnak Keswan Berau M Hanafiah Spt MM mengatakan, karena produksi ternak daerah mengalami kemajuan signifikan maka untuk menyiapkan kebutuhan hewan kurban bagi masyarakat Disnak Keswan Berau sebagian besar mengambil sapi lokal.
Sementara itu, sejumlah pedagang hewan kurban yang ditemui menyatakan rasa syukurnya karena menjelang Hari Raya Idul Adha 1432 H, hewan kurban mereka laku keras.
Salah satunya, Asriansyah, yang berjualan sapi di jalan AKB Sanipah II Tanjung Redeb. Meski tidak terlalu meningkat, namun jumlah pembeli disebutkan cukup meningkat.
"Dari 53 ekor sapi yang saya siapkan, sisa 6 ekor yang belum laku," ungkapnya.
Tidak hanya perorangan, per kelompok, tapi juga beberapa perusahaan ikut membeli sapi yang dijualnya. "Kebanyakan dititipkan di sini, sampai menjelang pemotongan baru diantarkan," katanya.
Sapi yang dijualnya diakui berasal dari perternak di Berau, Muara Wahau Kutim dan dari Sulawesi.
Ia menambahkan, untuk menghindari masuknya penyakit sebelum dijual, sapi yang ada juga sudah diperiksa oleh tim dari dinas Peternakan dan kesehatan hewan Berau.
Harga sapi yang dijual juga cukup bervariasi mulai dari Rp8 juta hingga Rp 18 juta per ekor. Salah satu keuntungan terbesar usaha yang digelutinya ini, adalah menjual sapi dari peternak Berau.
"Jika dari luar biasanya berat diongkos pengiriman, sehingga ada sapi dari Jawa kali ini, karena biaya transportasinya mahal sekali," keluhnya.
Namun untuk kualitas daging, disebutkan tidak terlalu jauh berbeda antara sapi lokal dan sapi dari luar Berau.
Mengingat bibit sapi yang ada juga merupakan bibit unggul yang merupakan pengembangan masyarakat Berau.
"Hanya saja, masih jadi persoalan bagi setiap peternak sapi di dalam kota, masih kurang dan belum tersedianya lahan pakan. Sapi yang siap dijual biasanya disiapkan rumput khusus dari kawasan tertentu," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011