Ujoh Bilang (Antaranew Kaltim) - Jumlah penyakit tidak  menular di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami peningkatan, untuk hipertensi dari 48.962 penderita pada 2016 menjadi 50.899 penderita pada 2017, untuk diabetes melitus dari 12.313 menjadi 13.141 pada 2017.

"Dari jumlah penderita hipertensi pada 2017, penderita laki-laki sebanyak 20.243 orang dan penderita hipertensi perempuan sebanyak 30.656 orang," ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kaltim, Meliana di Ujoh Bilang, Kamis.

Hal itu dikatakannya saat menjadi narasumber dalam acara Advokasi Kebijakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pemanfaatan Dana Desa dalam rangka Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan Percepatan Penurunan Stunting yang digelar di Balai Pertemuan Umum Ujoh Bilang.

Dalam kegiatan yang merangkul banyak pihak dan lintas instansi itu, Meliana melanjutkan bahwa untuk penderita diabetes melitus pada 2017 yang sebanyak 13.141 orang tersebut, terdapat penderita laki-laki sebanyak 4.936 orang dan penderita perempuan sebanyak 8.205 orang.

Sedangkan angka kematian akibat dua penyakit tidak menular tersebut juga tergolong tinggi pada 2017, yakni penderita hipertensi laki-laki sebanyak 310 orang dan perempuan terdapat 330 orang yang meninggal.

Kemudian kematian akibat menderita diabetes melitus sebanyak 115 laki-laki dan tercatat 182 perempuan yang meninggal akibat penyakit gula ini pada 2017.

Penyakit tidak menular lainnya yang juga menyebabkan kematian cukup banyak pada 2017 antara lain laki-laki yang kena stroke sebanyak 125 orang, kemudian kematian akibat stroke yang dialami perempuan sebanyak 95 orang.

Selain itu, ada pula kematian akibat gagal jantung, yakni yang dialami oleh laki-laki sebanyak 92 orang dan kematian pada perempuan akibat gagal jantung sebanyak 74 orang.

Ia menuturkan bahwa faktor risiko penyebab penyakit tidak menular adalah kurang aktivitas fisik, kurang mengonsumsi buah dan sayur, sering minum alkohol, merokok, dan buang air besar di sembarang tempat.

"Penyakit menular tersebut semunya bisa dicegah, yakni melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau Germas. Maka harus beraktivita fisik minimal 30 menit sehari, hindari rokok, alkohol, perbanyak makan buah dan sayur, dan jangan buang air besar sembarangan," kata Meli. (*)

 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018