Samarinda (Antaranews Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui instansi terkait terus berupaya meningkatkan peran dan kapasitas perempuan agar mampu mengembangkan perekonomian keluarga, salah satu caranya adalah dengan melakukan pelatihan kewirausahaan.

"Jumlah penduduk miskin perempuan di Provinsi Kaltim cukup tinggi, bahkan sebagian besar mereka berstatus miskin sehingga perlu langkah mengentaskannya," ujar Kepala Dinas Kepndudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kaltim Halda Arsyad di Samarinda, Rabu.

Ia melanjutkan bahwa jumlah warga miskin perempuan yang jumlahnya masih banyak itu telah diformulasikan dan dipilah oleh DKP3A Kaltim, yakni jumlahnya sebanyak 106.349 jiwa atau 3,09 persen dari jumlah penduduk Kaltim yang tercatat 3.441.731 jiwa tahun 2016.

Kebanyakan perempuan miskin tersebut tersebar di kawasan perdesaan dan desa tertinggal, sehingga kondisi ini menyebabkan pemerintah selalu berupaya mencari solusi dalam menanggulangi dengan melakukan berbagai cara, di antaranya melalui pelatihan kewirausahaan.

Seperti baru-baru ini melakukan peningkatan kewirausahaan perempuan di Kota Samarinda guna meningkatkan SDM perempuan dengan pelatihan menjahit yang dilakukan kerja sama dengan Co Learning Center Nadwaa Holeesa Samarinda, bertempat di Kantor Dinas KP3A Kaltim.

Kegiatan industri berjalan merupakan kepedulian lembaga masyarakat dan pemerintah terhadap warganya, terutama kaum perempuan dengan sasaran perempuan sebagai tulang punggung keluarga, ibu rumah tangga, dan perempuan disabilitas agar dapat berwirausaha sehingga bisa mendiri di bidang ekonomi.

Ia berharap kegiatan semacam ini dapat menumbuhkan dan mengembangkan pelaku usaha baru, meningkatkan Indeks Pembangunan Gender (IPG), dan mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender melalui peningkatan produktivitas ekonomi perempuan.

"Pelatihan tersebut dilaksanakan sejak 22 Maret hingga 11 Mei 2018 atau selama 40 pertemuan berlangsung di workshop Nadwaa Holeesa, Jalan Wahid Hasyim Samarinda diikuti 20 peserta, tiga diantaranya merupakan perempuan disabilitas," katanya.

Ia menuturkan bahwa dalam perkembangan terkini, pemberdayaan perempuan di Indonesia secara komprehensif tidak hanya datang dari dunia akademisi, tetapi juga dari pengambil kebijakan, prakstisi, dan lembaga masyarakat non-pemerintah atau LSM.

"Meningkatnya perhatian tersebut datang dari kesadaran bahwa penciptaan kewirausahaan bagi kaum perempuan akan sangat membantu upaya-upaya pemerintah selama ini dalam memerangi kemiskinan, selain itu juga sangat penting sebagai salah satu motor penggerak pembangunan ekonomi dan kemajuan sosial," ucap Halda. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018