Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Setelah ditutup selama dua hari pada Minggu (1/4) dan Senin (2/4) akibat ada tumpahan minyak, alur pelayaran di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Selasa kembali dibuka.

"Penutupan alur untuk keamanan dan keselamatan, jangan sampai ada kapal yang terbakar lagi," jelas Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Semayang, Sanggam, kepada pers di Balikpapan, Selasa.

Alur pelayaran di Teluk Balikpapan ditutup menyusul terjadinya tumpahan minyak pada Sabtu (31/3) dini hari dan berlanjut dengan peristiwa kebakaran minyak tumpah itu di tengah laut.

Selain menewaskan lima orang, satu buah kapal juga turut terbakar walau hanya sebagiannya.

Kapal kargo MV Ever Judger 2 berbendera Panama terbakar bagian buritannya saat sedang lego jangkar di perairan Teluk Balikpapan pada kejadian antara pukul 10.30-11.30 itu.

Sanggam meneruskan alur pelayaran sudah bisa dibuka lagi di Teluk karena sebagian besar tumpahan minyak sudah bisa dilokalisasi dan dibersihkan.

Baca juga: Dampak tumpahan minyak, Pemkot Balikpapan tetapkan kondisi darurat
Baca juga: Tumpahan BBM di perairan Balikpapan timbulkan kobaran api

Pada Selasa pagi telah dipasang oil boom di sejumlah tumpukan atau sebaran minyak. Oil boom adalah alat untuk melokalisasi minyak di perairan. Pada tumpahan minyak yaitu di sekelilingnya dipasang alat ini agar tidak menyebar lebih jauh lagi, dan kemudian disedot, dipompa ke kapal.

Minyak yang diambil dari laut akan diolah sebagai limbah beracun dan berbahaya secara khusus agar kemudian bisa dibuang dengan aman.

Pada minyak yang lebih tipis di air disemprot dengan cairan dispersan agar bisa larut dan menjadi tidak berbahaya.

Satu oil boom bisa sepanjang 300 meter. Diperlukan 2 kapal pandu (tugboat) untuk menarik dan membawanya melingkari minyak.

"Pertamina, Chevron, Wilmar, perusahaan-perusahaan yang beraktivitas di Teluk menyumbangkan oil boom. Kita masih perlu sejumlah kapal lagi untuk menariknya," kata Sanggam.

Pembersihan minyak di laut akan diteruskan hingga 4 hari ke depan atau sampai hari Sabtu 7/4. Setelah itu, jelas Sanggam, akan dilakukan evaluasi lagi untuk melakukan tindakan yang diperlukan berikutnya. (*)
Baca juga: Pertamina: tumpahan minyak di Perairan Balikpapan bukan dari kilang

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018