Penajam (Antaranews Kaltim) - Puluhan warga di Kelurahan Riko, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, terisolasi akibat jembatan antardesa/kelurahan di wilayah itu rusak diterjang banjir besar.
"Banjir itu terjadi Kamis (22/3) sejak pukul 02.00 Wita," kata Kepala Sub Bidang Peralatan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nurlaila, ketika dihubungi Antara di Penajam, Kamis.
Banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Riko setelah hujan deras mengguyur wilayah Penajam pada Rabu (21/3) malam hingga Kamis pagi, sehingga luapan air merendam permukiman warga dan merusak jembatan.
Menurut data BPBD, bencana banjir itu melanda tiga wilayah di Kecamatan Sepaku, yakni Kelurahan Riko, Sepaku dan Desa Bukit Subur, dengan ketinggian air mencapai 80 hingga 140 centimeter.
Banjir terparah terjadi di RT 04 Kelurahan Riko sehingga mengakibatkan jembatan antardesa/kelurahan di wilayah itu terputus membuat puluhan warga terisolasi.
"Satu jembatan antardesa/kelurahan di wilayah itu juga bisa rusak diterjang banjir, kalau dua jembatan antardesa/kelurahan putus akan semakin menyulitkan warga," jelasnya.
Satuan Tugas BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara sempat kesulitan untuk melakukan evakuasi warga yang terdampak banjir di tiga wilayah tersebut.
"Kondisi air meluap hingga jalan poros setinggi lebih kurang 60 centimeter dengan luapan air di jalan itu sekitar 100 meter dan arusnya cukup deras," tambah Nurlaila.
Peralatan evakuasi milik BPBD harus dibawa dengan berjalan kaki karena jalan poros tersebut tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
"Terdapat gorong-gorong yang rusak dan hanyut, serta jembatan antardesa/kelurahan di RT 04 Kelurahan Riko terputus, membuat satgas kesulitan melakukan evakuasi," ujarnya.
Sampai saat ini, tambah Nurlaila, ketinggian air belum surut, namun evakuasi dan pendistrbusian kebutuhan makan dan minum kepada warga terdampak banjir terus dilakukan.
"Personel kami juga terus bersiaga untuk membantu warga," tambahnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Banjir itu terjadi Kamis (22/3) sejak pukul 02.00 Wita," kata Kepala Sub Bidang Peralatan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nurlaila, ketika dihubungi Antara di Penajam, Kamis.
Banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Riko setelah hujan deras mengguyur wilayah Penajam pada Rabu (21/3) malam hingga Kamis pagi, sehingga luapan air merendam permukiman warga dan merusak jembatan.
Menurut data BPBD, bencana banjir itu melanda tiga wilayah di Kecamatan Sepaku, yakni Kelurahan Riko, Sepaku dan Desa Bukit Subur, dengan ketinggian air mencapai 80 hingga 140 centimeter.
Banjir terparah terjadi di RT 04 Kelurahan Riko sehingga mengakibatkan jembatan antardesa/kelurahan di wilayah itu terputus membuat puluhan warga terisolasi.
"Satu jembatan antardesa/kelurahan di wilayah itu juga bisa rusak diterjang banjir, kalau dua jembatan antardesa/kelurahan putus akan semakin menyulitkan warga," jelasnya.
Satuan Tugas BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara sempat kesulitan untuk melakukan evakuasi warga yang terdampak banjir di tiga wilayah tersebut.
"Kondisi air meluap hingga jalan poros setinggi lebih kurang 60 centimeter dengan luapan air di jalan itu sekitar 100 meter dan arusnya cukup deras," tambah Nurlaila.
Peralatan evakuasi milik BPBD harus dibawa dengan berjalan kaki karena jalan poros tersebut tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
"Terdapat gorong-gorong yang rusak dan hanyut, serta jembatan antardesa/kelurahan di RT 04 Kelurahan Riko terputus, membuat satgas kesulitan melakukan evakuasi," ujarnya.
Sampai saat ini, tambah Nurlaila, ketinggian air belum surut, namun evakuasi dan pendistrbusian kebutuhan makan dan minum kepada warga terdampak banjir terus dilakukan.
"Personel kami juga terus bersiaga untuk membantu warga," tambahnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018