Samarinda (Antaranews Kaltim) - Hasil survei Bank Indonesia mencatat pariwisata Kalimantan Timur masih menjadi yang terbaik di wilayah Kalimantan, serta paling berpotensi untuk dikembangkan menjadi salah satu sumber pendapatan daerah.
"Data menyebutkan objek wisata di Benua Etam didominasi wisata alam yang mencapai 90 persen dan sisanya wisata buatan," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kaltim Syafruddin Pernyata dalam penjelasan tertulis di Samarinda, Selasa.
Menurut ia, potensi pariwisata Kaltim akan menjadi sumber ekonomi baru yang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Kendati demikian, lanjut Syafruddin, potensi wisata yang sangat besar itu belum memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan ekonomi Kaltim, karena terkendala sejumlah faktor.
Salah satu tujuan wisata yang menjadi unggulan dan terus dikembangkan pemerintah terdapat di Kabupaten Berau. Di daerah ini terdapat wisata bahari di gugusan Kepulauan Derawan yang memiliki 31 pulau dan enam pulau gosong.
"Utamanya terdapat lima pulau dengan pengembangan potensi yang dimiliki, yakni Pulau Derawan, Sangalaki, Maratua, Kakaban, dan Semama," ujarnya.
Selain itu, di perairan sekitar pulau-pulau itu terhampar pulau karang laut yang indah, berbagai jenis ikan hias, ikan duyung, lumba-lumba, pari manta, barakuda, kepiting kenari, penyu hijau, dan mutiara.
Tidak hanya turis lokal dari berbagai daerah di Indonesia yang berkunjung, wisatawan dari mancanegara juga banyak yang datang berwisata di Berau.
Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Berau mencatat, jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah setempat pada 2017 sekitar 300 ribu orang.
Selain gugusan Pulau Derawan, tambah Syafruddin, terdapat kawasan wisata yang sangat potensial di Kabupaten Berau, yaitu wisata di wilayah Biduk-Biduk, khususnya Desa Teluk Sumbang dengan beberapa tujuan, antara lain Lamin Guntur Ecopark, Lamin Guntur Marine dan Forestry Research Center, serta Desa Budaya Teluk Sumbang.
Syafruddin menambahkan, di balik besarnya potensi itu, masih terdapat masalah yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata di Berau, di antaranya manajemen produk wisata yang belum optimal, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kepariwisataan yang masih terbatas, serta infrastruktur pendukung yang minim terutama jalan menuju objek wisata.
"Sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung objek wisata dalam pelayanan bagi wisatawan juga belum memadai. Ditambah lagi promosi dan pemasarannya juga belum maksimal,"ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Data menyebutkan objek wisata di Benua Etam didominasi wisata alam yang mencapai 90 persen dan sisanya wisata buatan," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kaltim Syafruddin Pernyata dalam penjelasan tertulis di Samarinda, Selasa.
Menurut ia, potensi pariwisata Kaltim akan menjadi sumber ekonomi baru yang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Kendati demikian, lanjut Syafruddin, potensi wisata yang sangat besar itu belum memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan ekonomi Kaltim, karena terkendala sejumlah faktor.
Salah satu tujuan wisata yang menjadi unggulan dan terus dikembangkan pemerintah terdapat di Kabupaten Berau. Di daerah ini terdapat wisata bahari di gugusan Kepulauan Derawan yang memiliki 31 pulau dan enam pulau gosong.
"Utamanya terdapat lima pulau dengan pengembangan potensi yang dimiliki, yakni Pulau Derawan, Sangalaki, Maratua, Kakaban, dan Semama," ujarnya.
Selain itu, di perairan sekitar pulau-pulau itu terhampar pulau karang laut yang indah, berbagai jenis ikan hias, ikan duyung, lumba-lumba, pari manta, barakuda, kepiting kenari, penyu hijau, dan mutiara.
Tidak hanya turis lokal dari berbagai daerah di Indonesia yang berkunjung, wisatawan dari mancanegara juga banyak yang datang berwisata di Berau.
Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Berau mencatat, jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah setempat pada 2017 sekitar 300 ribu orang.
Selain gugusan Pulau Derawan, tambah Syafruddin, terdapat kawasan wisata yang sangat potensial di Kabupaten Berau, yaitu wisata di wilayah Biduk-Biduk, khususnya Desa Teluk Sumbang dengan beberapa tujuan, antara lain Lamin Guntur Ecopark, Lamin Guntur Marine dan Forestry Research Center, serta Desa Budaya Teluk Sumbang.
Syafruddin menambahkan, di balik besarnya potensi itu, masih terdapat masalah yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata di Berau, di antaranya manajemen produk wisata yang belum optimal, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kepariwisataan yang masih terbatas, serta infrastruktur pendukung yang minim terutama jalan menuju objek wisata.
"Sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung objek wisata dalam pelayanan bagi wisatawan juga belum memadai. Ditambah lagi promosi dan pemasarannya juga belum maksimal,"ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018