Penajam (Antaranews Kaltim) - Ratusan warga Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang sudah mengantre merasa kecewa karena harapan untuk mendapatkan elpiji tabung ukuran 3 kilogram gagal setelah operasi pasar elpiiji bersubsidi tidak terlaksana atau batal.

"Jadwal yang disampaikan pukul 13.00 Wita dan kami sudah berkumpul sebelum pukul 13.00 Wita, tapi sampai pukul 15.00 Wita operasi pasar elpiji tidak terlaksana," kata Sultaning, seorang warga Kelurahan Nipah-Nipah ketika ditemui di Penajam, Rabu.

Ia tidak mengetahui secara pasti alasan batalnya operasi pasar elpiji itu, karena petugas dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop UKM) Penajam Paser Utara tidak ada di lokasi.

"Seharusnya ada petugas yang bersiaga di lokasi, tapi sampai sore petugas tidak ada dan operasi pasar tidak terlaksana sehingga warga kecewa," ujar Sultaning.

Menurut dia, sudah beberapa bulan terakhir warga kesulitan mendapatkan elpiji tabung ukuran 3 kilogram, sehingga rela mengantre untuk mendapat elpiji bersubsidi tersebut.

"Saat ini untuk mendapatkan elpiji 3 kilogram sangat sulit, kalaupun ada harganya paling murah Rp25.000 per tabung. Padahal HET yang ditetapkan pemerintah kabupaten Rp20.000 per tabung," jelas Sultaning.

Harga isi ulang elpiji tabung ukuran 3 kilogram di tingkat pengecer di Kabupaten Penajam Paser Utara melonjak hingga Rp30.000, jauh lebih mahal dari HET (harga eceran tertinggi) yang ditetapkan pemerintah kabupaten sebasar Rp20.000 per tabung.

Elpiji bersubsidi yang dikenal dengan sebutan tabung gas melon itu sejak akhir 2017 hingga kini menjadi keluhan warga Kabupaten Penajam Paser Utara.

Persediaan elpiji ukuran tiga kilogram diduga kembali langka di sejumlah agen dan pangkalan di wilayah Penajam Paser Utara. Kendati tabung gas melon itu masih didapatkan di tingkat pengecer, namun harganya melambung hingga Rp25.000 sampai Rp30.000 per tabung.

Disperindagkop UKM Kabupaten Penajam Paser Utara mengumumkan adanya operasi pasar elpiji tabung melalui surat resmi kepada kelurahan, namun operasi pasar yang sudah dijadwalkan tersebut tidak terlaksana sehingga warga yang kecewa membubarkan diri.

"Sesuai jadwal operasi pasar itu dimulai pukul 13.00 Wita, tapi informasinya kendaraan pengangkut elpiji mengalami kerusakan, jadi operasi pasar tidak terlaksana sesuai jadwal yang sudah ditentukan," ujar Lurah Nipah-Nipah Edowar Saputra, ketika ditemui terpisah. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018