Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Selama tiga tahun ini produksi pisang di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kaltim, terpuruk karena serangan hama.
"Sebelum muncul serangan penyakit yang menghantam perkebunan pisang di Kutim, daerah ini rata-rata mampu menghasilkan 3.643 ton pisang per tahun, namun tiga tahun terkahir sangat merosot," kata Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Hadi Mulyadi, di Samarinda, Jumat.
Berdasarkan catatan, data produksi pisang di seluruh Kaltim sejak 2006 sebenarnya terus mengalami peningkatan, misalnya pada 2006 sebanyak 73.133 ton, 2007 menjadi 74.179 ton, dan 2008 produksinya naik menjadi 77.081.
"Namun dalam tiga tahun terakhir, produksi pisang Kaltim, terutama di Kutim, saya perhatikan tidak sejaya dulu, sedangkan di Kabupaten Paser dan Nunukan masih cukup bagus," ujarnya.
Padahal, lanjutnya, kalau saja rencana Dinas Pertanian dan Hortikultura Kaltim mengembangkan 5.000 hektare pisang, yakni masing 1.500 hektare di Kutim, Kutai Kartanegara dan Pasir, serta 500 hektare di Nunukan bisa berjalan baik, maka peningkatan produksi pisang bisa dijaga.
Ketika masa kejayaan pisang di Kaltim sebagian besar produksinya dikirim ke Pulau Jawa, sehingga masyarakat pekebun pisang merasakan keuntungan lumayan besar.
Terkait dengan meredupnya produksi pisang dalam tiga tahun terakhir karena serangan hama itu, dia meminta kepada pemerintah provinsi dan Pemerintah Kabupaten Kutim untuk mengembalikan kejayaannya kembali, di antaranya dengan menangkal hama dan mencari tanaman yang tahan serangan hama.
Informasi yang diperolehnya adalah, ribuan hektare pisang di Kutim itu mati akibat terserang sejumlah penyakit seperti layu fusarium, layu bakteri (penyakit darah) dan Banana Bunchy Top Virus (BBTV).
Penyakit ini juga menyerang tanaman pisang di hampir seluruh kawasan Indonesia, namun sekarang ada beberapa varietas pisang yang relatif lebih tahan terhadap penyakit itu sehingga layak dikembangkan di Kutim, seperti jenis Raja Kinalun, Kepok Tanjung (tanpa jantung), Ketan 01, dan pisang Barangan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
"Sebelum muncul serangan penyakit yang menghantam perkebunan pisang di Kutim, daerah ini rata-rata mampu menghasilkan 3.643 ton pisang per tahun, namun tiga tahun terkahir sangat merosot," kata Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Hadi Mulyadi, di Samarinda, Jumat.
Berdasarkan catatan, data produksi pisang di seluruh Kaltim sejak 2006 sebenarnya terus mengalami peningkatan, misalnya pada 2006 sebanyak 73.133 ton, 2007 menjadi 74.179 ton, dan 2008 produksinya naik menjadi 77.081.
"Namun dalam tiga tahun terakhir, produksi pisang Kaltim, terutama di Kutim, saya perhatikan tidak sejaya dulu, sedangkan di Kabupaten Paser dan Nunukan masih cukup bagus," ujarnya.
Padahal, lanjutnya, kalau saja rencana Dinas Pertanian dan Hortikultura Kaltim mengembangkan 5.000 hektare pisang, yakni masing 1.500 hektare di Kutim, Kutai Kartanegara dan Pasir, serta 500 hektare di Nunukan bisa berjalan baik, maka peningkatan produksi pisang bisa dijaga.
Ketika masa kejayaan pisang di Kaltim sebagian besar produksinya dikirim ke Pulau Jawa, sehingga masyarakat pekebun pisang merasakan keuntungan lumayan besar.
Terkait dengan meredupnya produksi pisang dalam tiga tahun terakhir karena serangan hama itu, dia meminta kepada pemerintah provinsi dan Pemerintah Kabupaten Kutim untuk mengembalikan kejayaannya kembali, di antaranya dengan menangkal hama dan mencari tanaman yang tahan serangan hama.
Informasi yang diperolehnya adalah, ribuan hektare pisang di Kutim itu mati akibat terserang sejumlah penyakit seperti layu fusarium, layu bakteri (penyakit darah) dan Banana Bunchy Top Virus (BBTV).
Penyakit ini juga menyerang tanaman pisang di hampir seluruh kawasan Indonesia, namun sekarang ada beberapa varietas pisang yang relatif lebih tahan terhadap penyakit itu sehingga layak dikembangkan di Kutim, seperti jenis Raja Kinalun, Kepok Tanjung (tanpa jantung), Ketan 01, dan pisang Barangan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011