Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Komisi Pengawas Persaingan Usaha dan Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, menemukan distributor yang menjual beras kualitas medium melebihi harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah.

Informasi yang diperoleh di Balikpapan, Rabu, menyebutkan ada dua distributor yang ditemukan yaitu UD Gunung Sari dan UD Wijaya di kawasan Gunung Malang dan Pasar Klandasan. Distributor UD Gunung Sari memiliki stok 50 ton dan UD Surya Wijaya 150 ton.

UD Surya Wijaya menjual beras medium Rp13.400 per kilogram dalam kemasan 5 kg dan 10 kg, sementara harga yang ditetapkan Kementerian Perdagangan sebagai HET adalah Rp9.950 per kilogram.

"Dari beras kemasan 25 kilogram, mereka kemas lagi menjadi kemasan 10 dan 5 kilogram sehingga ada biaya tambahan, biaya plastik packing Rp2.000 dan biaya tenaga kerja Rp700, dan selebihnya keuntungan," kata Kepala Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Balikpapan Dewi Sita Yuliani.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Balikpapan Muhammad Saufan mengatakan bahwa instansinya segera menyurati kedua distributor itu dan memerintahkan mereka agar menjual beras medium sekurangnya sama dengan HET.

Meskipun demikian, kata Saufan, instansinya juga melapor ke Kementerian Perdagangan bila kenaikan tersebut sudah dimulai dari daerah pemasok, sehingga ketika sampai kepada pedagang akhir harganya sudah naik.

Para pedagang juga mengaku kesulitan bila harus menjual di bawah HET, karena sudah telanjur mengeluarkan modal yang lebih banyak.

Menurut Yudi, dari UD Gunung Sari, yang bisa dilakukan tinggal menghabiskan beras stok yang sudah telanjur dibeli sambil menunggu pasokan baru yang sudah turun harganya.

"Kan sebentar lagi ada panen dan impor beras, harga pasti akan turun," kata Yudi.

Pada sisi lain, sebagian warga Balikpapan justru beralih ke beras premium yang dijual rata-rata Rp15.000 per kilogram saat harga beras medium sedang naik beberapa waktu terakhir.

"Harganya sekarang tak jauh beda. Kalau beli kiloan hanya lebih kurang Rp1.000 bedanya," kata Auliya, warga Balikpapan Utara. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018