Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, menyampaikan klarifikasi terkait informasi yang beredar di masyarakat mengenai banyaknya pasien penderita difteri memenuhi rumah sakit-rumah sakit di daerah setempat.
"Tidak ada informasi demikian dari rumah sakit, masyarakat jangan panik," kata Kepala Dinkes Balikpapan dr Balerina ketika dihubungi di Balikpapan, Senin.
Difteri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi di selaput lendir hidung dan tenggorokan. Bakteri yang menginfeksi bernama Corynebacterium diphtheriae.
Orang yang terserang difteri akan mulai merasakan sakit di tenggorokan, lalu demam, lemas karena sulit bernapas, hingga membengkaknya kelenjar getah bening, bahkan bisa meninggal dunia.
Informasi soal penderita difteri tersebut beredar di grup-grup percakapan di media sosial, terutama di aplikasi whatsapp.
Oleh karena itu, Balerina meminta masyarakat menyaring informasi yang disebarkan melalui media sosial ataupun grup-grup percakapan tersebut.
"Jangan menakuti-nakuti masyarakat dengan kabar yang tidak benar," tegas Balerina.
Ia juga menambahkan bahwa kalau pasien yang menderita sakit infeksi amandel atau tonsil memang ada, tapi itu hal biasa.
Balerina mengungkapkan bahwa di Balikpapan hanya ada satu pasien yang positif menderita difteri, sehingga pemkot bersama dinkes sudah pernah menetapkan kejadian luar biasa difteri.
"Tapi kalau pasien difteri hingga rumah sakit full, itu tidak benar. Tidak ada itu. Tolong jangan takuti masyarakat," kata Balerina, menegaskan.
Terkait KLB difteri tersebut, Dinkes Balikpapan kemudian mengambil sejumlah langkah, di antaranya pemberian vaksin yang di mulai dari kawasan di sekitar lingkungan pasien tersebut di Gunung Sari.
baca: Samarinda KLB difteri
Pemerintah Kota Balikpapan juga mengalokasikan dana sebesar Rp6,4 miliar setelah KLB ditetapkan pada 3 Januari 2018.
"Dana itu digunakan untuk persiapan penanganan kasus jika dilakukan ORI bagi 100 kasus positif Difteri. Mudah-mudahan tidak ya," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes Balikpapan dr Esther Vonny.
ORI adalah outbreak response immunization atau pemberian imunisasi segera agar penyakit tidak menular lebih jauh.
Vonny juga menyebutkan, saat ini pasien positif difteri tersebut telah sembuh dan sudah kembali ke rumah.
Saat sakit, pasien itu diisolasi di ruang khusus RSUD Kanujoso Djatiwibowo sejak 22 Desember dan dilakukan pengobatan.
"Sudah sembuh total, tidak perlu ditakutkan hingga dikucilkan karena tidak menular lagi," ungkapnya.
Vonny menjelaskan bahwa difteri dapat dicegah melalui vaksinasi lengkap. Bayi 0-6 tahun yang sudah divaksin terbukti tidak mudah terserang penyakit ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018