Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AW Sjahranie di Samarinda Ibu kota Provinsi Kalimantan Timur saat ini dilengkapi dua unit peralatan medis canggih untuk penanganan penderita penyakit jantung.

Kedua peralatan canggih jantung yaitu "IFUS" dan "Rotablator" sebagai peralatan medis untuk penyakit jantung non bedah, kata Ketua Staf Medik Fungsional Spesialis Jantung, RSUD AWS, dr Djoen Herdianto, SpJP di RSU AWS di Samarinda, Senin.

Peralatan ini untuk pertama kali dioperasikan langsung dengan menghadirkan ahli dari Jepang yakni dr Kenni Shimoji.

Dokter Keneji merupakan Kepala Pusat Kardiologi Intervensi, Rumah Sakit Saiseikai Utsonomiya Tochigi, Jepang.

Selain itu, hadir pula beberapa dokter jantung dari berbagai daerah di Kaltim, termasuk dr Achmad Sunarya Soerianata, Ketua Perhimpunan Dokter Intervensi Kardiologi Indonesia.

Menurut Djoen, IFUS berfungsi memandu dan memantau kondisi pembuluh darah.

Sementara Rotablator merupakan alat sejenis bor, dengan ukuran kecil yang dimasukkan ke pembuluh darah.

Layaknya bor, Rotablator bertugas menembus pembuluh darah yang tersumbat akibat proses pengapuran.

Pengapuran disebabkan kolesterol yang menumpuk lama. Istilahnya tumpukan itu membatu. Tidak bisa ditembus dengan kawat, balon, atau ring. Nah Rotablator ini untuk menormalkan penyumbatan di pembuluh darah koroner yang membatu, katanya.

Ia membeberkan bahwa rotablator tersebut dimasukkan ke pembuluh darah dan dipantau menggunakan IFUS.

Sehingga melalui IFUS pula akan tahu tindakan apa selanjutnya yang akan kita ambil, lanjutnya.

Kehadiran dua alat baru ini, kata Djoen, membuat pelayanan intervensi jantung non bedah, di RSUD AWS semakin komplit.

"Hari ini kita terapkan pertama kali ke pasien di Kalimantan," ujar kata Djoen.

Dalam waktu dekat, RSUD AWS juga akan mendatangkan alat yang dinamakan Elektrofisiologi. Alat ini mampu mendeteksi aritmia atau ketidakteraturan detak jantung.

Sekaligus sebagai alat terapi aritmia. Nanti dalam waktu dekat dilakukan launching.

Sementara, dr Achmad Sunarya Soerianata, Ketua Perhimpunan Dokter Intervensi Kardiologi Indonesia, mengapresiasi langkah RSUD AWS mendatangkan Kepala Pusat Kardiologi Intervensi, Rumah Sakit Saiseikai Utsonomiya Tochigi, Jepang Kenni Shimoji.

Dalam prosedur begini yaitu intervensi jantung non bedah, dengan alat baru, mendatangkan ahli untuk bekerja sama-sama karena alat baru, cara baru.

Prosedurnya, RS bersurat ke Konsul kesehatan. Untuk disetujui. Kemudian diberi pelatihan sehubungan teknik baru. Jadi tim lokal di sini menjadi mahir, kata Sunarya.

Sunarya berharap, pelayanan intervensi jantung di RSUD AWS semakin maju. Sehingga, masyarakat Kaltim tidak perlu lagi jauh-jauh untuk mendapatkan pengobatan jantung.

"Tentu kami berharap, apa yang bisa dilakukan di RS Jakarta, bisa juga dilakukan di sini. Kami di Perhimpunan Dokter Intervensi Kardiologi Indonesia juga punya beban moril, agar semua daerah bisa semakin maju pelayanan intervensi jantungnya," tegasnya. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017