Penajam (ANTARA Kaltim) -  Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, kalimantan Timur, meminta seluruh Puskesmas di wilayah setempat terus meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit difteri, yang di sejumlah daerah di Indonesia penyakit difteri menjadi kejadian luar biasa.

"Kendati sampai saat ini belum ditemukan warga yang terjangkit difteri, tapi seluruh puskesmas diminta mewaspadai difteri itu," kata Kasi Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara Eka Wardhana ketika ditemui di Penajam, Senin.

Kementerian Kesehatan merilis sedikitnya 11 provinsi yang melaporkan KLB difteri di kabupaten/kota dalam kurun waktu Oktober-November 2017, termasuk Provinsi Kalimantan Timur.

Sejauh ini, menurut Eka Wardhana, Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara meningkatkan kewaspadaan terhadap difteri, terutama di tingkat Puskesmas yang berhubungan langsung dengan masyarakat.

"Penyakit difteri itu pada umumnya menyerang anak-anak, serta orang tua dan dewasa. Jdi semua Puskesmas kami minta waspada karena puskesmas itu langsung berhubungan dengan masyarakat," ujarnya.

Eka Wardhana menjelaskan, apabila satu orang yang terjangkit difteri, maka harus segera dilakukan tindakan pencegahan dan pengamanan (surveilance). Yang berarti melacak hingga sejauhmana penyakit itu menjangkiti serta asal atau sumber penyakit tersebut.

Selain itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara juga melakukan pemantauan atau pengawasan terhadap gejala difteri di lingkungan masyarakat setempat.

"Kami sudah dapat surat pemberitahuan agar waspada terjadinya penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri itu," kata Eka Wardhana.

Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri "Corynebacteriun Diphteriae" dan dapat menyebabkan kematian terutama pada anak-anak.

"Penularan panyakit itu kontak langsung dengan penderita dan menyebabkan kematian karena menyerang syaraf serta mengganggu jantung sehingga membahayakan," ungkap Eka Wardhana.

Infeksi yang disebabkan bakteri tersebut berada di tenggorokan dan bakteri dapat menghasilkan eksotosin yang dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan kerusakan jaringan tubuh, terutama pada sel jantung dan syaraf yang bisa menyebabkan kematian. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017