Penajam (ANTARA Kaltim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, akan membagikan 12.000 kelambu insektisida antimalaria kepada warga yang bermukim di daerah terindikasi endemis malaria.
"Kelambu insektisida antimalaria itu dibagikan untuk warga yang daerah tempat tinggalnya terindikasi endemis malaria," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara Muhammad Saleh, ketika ditemui di Penajam, Sabtu.
Berdasarkan pantauan Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, ada beberapa wilayah yang dinyatakan endemis malaria, di antaranya di Maridan, Sotek dan Semoi Dua.
"Daerah itu pada umumnya berdekatan dengan hutan dan perkebunan sawit, serta daerah yang bersentuhan titik pembukaan lahan yang berpotensi endemis malaria," ujar Muhammad Saleh.
Ia menjalaskan, kelambu insektisida antimalaria tersebut dibagikan kepada seluruh warga yang tinggal di daerah endemis malaria, baik keluarga mampu maupun tidak mampu secara ekonomi, mengingat kelambu tersebut tidak dijual bebas.
"Kelambu yang memiliki kandungan obat dapat mencegah nyamuk malaria itu merupakan bantuan dari pemerintah pusat," ungkap Muhammad Saleh.
Selain itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara juga melakukan sosialisasi ke sejumlah perusahaan untuk melakukan penanganan dan pencegahan penyebaran malaria.
"Kebanyakan yang terinfeksi malaria warga yang berprofesi sebagai pekerja atau pencari kayu, jadi kami lakukan sosialisasi untuk meminimalisir para pekerja perkebunan dan kehutanan terjangkit malaria, tambahnya.
Periode Januari hingga Oktber 2017 ditemukan sebanyak 525 kasus malaria, jumlah itu mengalami peningkatan di banding periode yang sama pada 2016 sebanyak 500 kasus malaria ditemukan di wilayah Penajam Paser Utara.
Sedangkan pada periode yang sama pada 2016 ditemukan sebanyak 379 kasu malaria di wilayah Penajam Paser Utara, masyarakat diimbau melakukan pola hidup bersih dan memasang kelambu untuk menekan penyebaran penyakit malaria. (Kominfo PPU)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
"Kelambu insektisida antimalaria itu dibagikan untuk warga yang daerah tempat tinggalnya terindikasi endemis malaria," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara Muhammad Saleh, ketika ditemui di Penajam, Sabtu.
Berdasarkan pantauan Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, ada beberapa wilayah yang dinyatakan endemis malaria, di antaranya di Maridan, Sotek dan Semoi Dua.
"Daerah itu pada umumnya berdekatan dengan hutan dan perkebunan sawit, serta daerah yang bersentuhan titik pembukaan lahan yang berpotensi endemis malaria," ujar Muhammad Saleh.
Ia menjalaskan, kelambu insektisida antimalaria tersebut dibagikan kepada seluruh warga yang tinggal di daerah endemis malaria, baik keluarga mampu maupun tidak mampu secara ekonomi, mengingat kelambu tersebut tidak dijual bebas.
"Kelambu yang memiliki kandungan obat dapat mencegah nyamuk malaria itu merupakan bantuan dari pemerintah pusat," ungkap Muhammad Saleh.
Selain itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara juga melakukan sosialisasi ke sejumlah perusahaan untuk melakukan penanganan dan pencegahan penyebaran malaria.
"Kebanyakan yang terinfeksi malaria warga yang berprofesi sebagai pekerja atau pencari kayu, jadi kami lakukan sosialisasi untuk meminimalisir para pekerja perkebunan dan kehutanan terjangkit malaria, tambahnya.
Periode Januari hingga Oktber 2017 ditemukan sebanyak 525 kasus malaria, jumlah itu mengalami peningkatan di banding periode yang sama pada 2016 sebanyak 500 kasus malaria ditemukan di wilayah Penajam Paser Utara.
Sedangkan pada periode yang sama pada 2016 ditemukan sebanyak 379 kasu malaria di wilayah Penajam Paser Utara, masyarakat diimbau melakukan pola hidup bersih dan memasang kelambu untuk menekan penyebaran penyakit malaria. (Kominfo PPU)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017