Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Presiden Direktur Persisam Putra Samarinda, Harbiansyah Hanafiah, menilai ada sesuatu yang disembunyikan oleh PSSI dengan tetap bersikukuh menetapkan PT Liga Prima Indonesia Sportindo sebagai pengelola kompetisi Liga Indonesia musim depan.
"Justru sikap PSSI telah menimbulkan tanda tanya besar, ada apa mereka tetap memaksakan PT Liga Prima Indonesia Sportindo padahal jelas melanggar statuta PSSI dan amanat Konggres Bali setahun silam," terang Harbiansyah yang dihubungi Jumat siang.
Menurut dia, penetapan PT Liga Prima Indonesia sportindo mendapat penentangan dari klub-klub dan menyalahi aturan statuta PSSI dan FIFA.
Ia mengatakan, memang sempat terkuak bahwa saham PT Liga Prima Indonesia Sportindo dikuasai oleh petinggi PSSI, yakni Johar Arifin 70 persen dan sisanya oleh Farid Rachman, sehingga bisa diprediksikan aliran keuntungan pelaksanaan kompetisi itu bakal dinikmati oleh individu sebagai pemegang saham.
Padahal, katanya, dalam hasil rapat Konggres di Bali yang telah menetapkan PT Liga Indonesia sebagai penyelenggara kompetisi musim 2011/2012 akan menghibahkan saham sebesar 99 persen kepada klub peserta kompetisi dan hanya satu persen saja saham untuk kepengurusan PSSI.
"Yang menjadi pertanyaan kami sebagai pengurus klub, kami bakal berjuang habis-habisan di klub bahkan bisa jadi sampai berdarah-darah, namun faktanya mereka (petinggi PSSI) yang menikmatinya dengan mereka punya kepemilikan saham 99 persen tentunya," papar Harbiansyah.
Maka dari itu kami dari 14 klub menolak kompetisi musim depan dikelola PT LPI sprortindo dan tetap menginginkan PT Liga Indonesia sebagai penyelenggara kompetisi.
"Yang perlu digarisbawahi bahwa alasan kami menetang PSSI dalam hal ini bukan semata karena persoalan dana subsidi yang bakal diterima oleh klub, namun lebih mengarah pada penegakan
aturan statuta PSSI dan FIFA yang telah dilanggar oleh kepengurusan PSSI," jelas Harbiansyah.
Dikatakan Harbiansyah, dirinya mau berjuang dalam Kelompok 78 melakukan reformasi kepengurusan Nurdin Halid, karena tergerak ingin menegakan aturan yakni statuta PSSI dan FIFA yang telah dilanggar oleh pengurus pada saat itu.
Dan saat ini meski dia merasa ikut terlibat dalam kepengurusan PSSI sekarang. Namun karena dianggap melanggar aturan maka PSSI sekarang pun juga dia tentang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
"Justru sikap PSSI telah menimbulkan tanda tanya besar, ada apa mereka tetap memaksakan PT Liga Prima Indonesia Sportindo padahal jelas melanggar statuta PSSI dan amanat Konggres Bali setahun silam," terang Harbiansyah yang dihubungi Jumat siang.
Menurut dia, penetapan PT Liga Prima Indonesia sportindo mendapat penentangan dari klub-klub dan menyalahi aturan statuta PSSI dan FIFA.
Ia mengatakan, memang sempat terkuak bahwa saham PT Liga Prima Indonesia Sportindo dikuasai oleh petinggi PSSI, yakni Johar Arifin 70 persen dan sisanya oleh Farid Rachman, sehingga bisa diprediksikan aliran keuntungan pelaksanaan kompetisi itu bakal dinikmati oleh individu sebagai pemegang saham.
Padahal, katanya, dalam hasil rapat Konggres di Bali yang telah menetapkan PT Liga Indonesia sebagai penyelenggara kompetisi musim 2011/2012 akan menghibahkan saham sebesar 99 persen kepada klub peserta kompetisi dan hanya satu persen saja saham untuk kepengurusan PSSI.
"Yang menjadi pertanyaan kami sebagai pengurus klub, kami bakal berjuang habis-habisan di klub bahkan bisa jadi sampai berdarah-darah, namun faktanya mereka (petinggi PSSI) yang menikmatinya dengan mereka punya kepemilikan saham 99 persen tentunya," papar Harbiansyah.
Maka dari itu kami dari 14 klub menolak kompetisi musim depan dikelola PT LPI sprortindo dan tetap menginginkan PT Liga Indonesia sebagai penyelenggara kompetisi.
"Yang perlu digarisbawahi bahwa alasan kami menetang PSSI dalam hal ini bukan semata karena persoalan dana subsidi yang bakal diterima oleh klub, namun lebih mengarah pada penegakan
aturan statuta PSSI dan FIFA yang telah dilanggar oleh kepengurusan PSSI," jelas Harbiansyah.
Dikatakan Harbiansyah, dirinya mau berjuang dalam Kelompok 78 melakukan reformasi kepengurusan Nurdin Halid, karena tergerak ingin menegakan aturan yakni statuta PSSI dan FIFA yang telah dilanggar oleh pengurus pada saat itu.
Dan saat ini meski dia merasa ikut terlibat dalam kepengurusan PSSI sekarang. Namun karena dianggap melanggar aturan maka PSSI sekarang pun juga dia tentang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011