Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 13 kampung yang tersebar di Kecamatan Long Pahangai, Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, 100 persen menyerap dana desa tahap pertama tahun 2017 untuk berbagai pembangunan skala kampung baik infrastruktur maupun pemberdayaan masyarakat.
"Saya bersyukur karena dengan adanya dana desa dari APBN, tentu dapat membantu percepatan pembangunan yang anggarannya dari Alokasi Dana Khusus (ADK) melalui APBD Mahakam Ulu," ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Kabupaten Mahakam Ulu S Lawing Nilas dihubungi dari Samarinda, Minggu.
Sebenarnya kampung-kampung yang tersebar di lima kecamatan di Mahakam Ulu (Mahulu) sudah memanfaatkan dana desa tahap pertama, hanya Kampung Long Merah di Kecamatan Long Bagun yang belum bisa memanfaatkan dana desa karena belum ada laporan penggunaan dana desa 2016, sedangkan kecamatan lain termasuk Kecamatan Long Pahangai sudah 100 persen.
Berbagai kegiatan yang berhasil dilakukan di Long Pahangai, kecamatan yang berbatasan langsung dengan Malaysia itu antara lain Kampung Long Pakaq Baru yang memanfaatkan dana desa tahap pertama untuk lima kegiatan.
Kampung ini mendapat dana desa senilai Rp533,25 juta dengan kegiatan yang dilakukan berupa semenisasi jalan kampung bervolume 2x75 meter dengan anggaran Rp133,17 juta, semenisasi lapangan voli volume 19x20 m2 dengan nilai Rp62 juta, pengadaan satu unit gilingan padi senilai Rp85 juta.
Kemudian untuk membangun dua unit tangga titian masing-masing 2x28 meter dengan total senilai Rp195,93 juta. Semua pekerjaan dari dana desa tersebut dilakukan secara swakelola sehingga uang yang ada tetap berputar di kampung, kecuali untuk pembelian bahan yang tidak tersedia di kampung setempat.
Selanjutnya Kampung Long Tuyuq yang mendapat kepercayaan mengelola dana desa tahap pertama senilai Rp562,95 juta. Kegiatan yang dilakukan petinggi bersama masyarakatnya adalah semenisasi jalan kampung bervolume 2x150 meter dengan nilai Rp229,54 juta.
Kegiatan lain yang dilakukan adalah untuk pengembangan usaha ekonomi produktif berbasis usaha yang ditekuni masyarakat lokal, yakni berupa pembangunan gudang sekaligus pengelolaan kakao bervolume 6x10 meter dengan anggaran Rp196 juta, pembangunan dan pemeliharaan sarana air bersih Rp256 juta.
Di Kampung Lirung Ubing dengan kegiatan antara lain pembuatan kebun kelompok tani senilai Rp79,58 juta, bidang pembangunan kampung Rp368 juta. Di Kampung Long Lunuk Baru antara lain untuk penambalan dan pelebaran jalan senilai Rp547,97 juta.
"Untuk Kampung Naha Aruq antara lain pembangunan gedung Posyandu Lansia senilai Rp216,9 juta, pengelolaan gedung PAUD Rp10,2 juta. Kampung Data Naha antara lain memanfaatkan dana desa tahap pertama 2017 untuk pelatihan kader Posyandu Rp100 juta dan untuk semenisasi jalan kampung Rp135,25 juta," kata Lawing. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
"Saya bersyukur karena dengan adanya dana desa dari APBN, tentu dapat membantu percepatan pembangunan yang anggarannya dari Alokasi Dana Khusus (ADK) melalui APBD Mahakam Ulu," ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Kabupaten Mahakam Ulu S Lawing Nilas dihubungi dari Samarinda, Minggu.
Sebenarnya kampung-kampung yang tersebar di lima kecamatan di Mahakam Ulu (Mahulu) sudah memanfaatkan dana desa tahap pertama, hanya Kampung Long Merah di Kecamatan Long Bagun yang belum bisa memanfaatkan dana desa karena belum ada laporan penggunaan dana desa 2016, sedangkan kecamatan lain termasuk Kecamatan Long Pahangai sudah 100 persen.
Berbagai kegiatan yang berhasil dilakukan di Long Pahangai, kecamatan yang berbatasan langsung dengan Malaysia itu antara lain Kampung Long Pakaq Baru yang memanfaatkan dana desa tahap pertama untuk lima kegiatan.
Kampung ini mendapat dana desa senilai Rp533,25 juta dengan kegiatan yang dilakukan berupa semenisasi jalan kampung bervolume 2x75 meter dengan anggaran Rp133,17 juta, semenisasi lapangan voli volume 19x20 m2 dengan nilai Rp62 juta, pengadaan satu unit gilingan padi senilai Rp85 juta.
Kemudian untuk membangun dua unit tangga titian masing-masing 2x28 meter dengan total senilai Rp195,93 juta. Semua pekerjaan dari dana desa tersebut dilakukan secara swakelola sehingga uang yang ada tetap berputar di kampung, kecuali untuk pembelian bahan yang tidak tersedia di kampung setempat.
Selanjutnya Kampung Long Tuyuq yang mendapat kepercayaan mengelola dana desa tahap pertama senilai Rp562,95 juta. Kegiatan yang dilakukan petinggi bersama masyarakatnya adalah semenisasi jalan kampung bervolume 2x150 meter dengan nilai Rp229,54 juta.
Kegiatan lain yang dilakukan adalah untuk pengembangan usaha ekonomi produktif berbasis usaha yang ditekuni masyarakat lokal, yakni berupa pembangunan gudang sekaligus pengelolaan kakao bervolume 6x10 meter dengan anggaran Rp196 juta, pembangunan dan pemeliharaan sarana air bersih Rp256 juta.
Di Kampung Lirung Ubing dengan kegiatan antara lain pembuatan kebun kelompok tani senilai Rp79,58 juta, bidang pembangunan kampung Rp368 juta. Di Kampung Long Lunuk Baru antara lain untuk penambalan dan pelebaran jalan senilai Rp547,97 juta.
"Untuk Kampung Naha Aruq antara lain pembangunan gedung Posyandu Lansia senilai Rp216,9 juta, pengelolaan gedung PAUD Rp10,2 juta. Kampung Data Naha antara lain memanfaatkan dana desa tahap pertama 2017 untuk pelatihan kader Posyandu Rp100 juta dan untuk semenisasi jalan kampung Rp135,25 juta," kata Lawing. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017