Samarinda (ANTARA Kaltim) - Dua investor asal Jepang, Global Holdings dan Locke Hallard, berencana membangun tangki timbun untuk penampungan minyak kelapa sawit di Kawasan Industri Maloy, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Tahap awal dari rencana itu dimulai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Direktur Utama Perusahaan Daerah Melati Bhakti Satya (MBS) Kaltim Agus Dwitarto dengan Presiden Direktur Global Holdings Fujiki Junichi dan Kuasa Locke Hallard Hidehiro Sekine di Ruang Rapat Gubernur Kaltim di Samarinda, Kamis.
Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak usai menyaksikan penandatanganan MoU itu menjelaskan, Kabupaten Kutai Timur akan terus berkembang dengan kawasan industri dan pelabuhan internasional Maloy.
Bahkan, daerah ini akan menjadi pelopor pengembangan industri hilir di Kaltim.
Kawasan Industri Maloy dan kawasan industri lainnya seperti Buluminung di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kariangau di Balikpapan serta kawasan industri lainnya di Kaltim akan terus didorong dan menjadi prioritas.
"Semuanya termasuk dalam proyek strategis nasional," kata Awang Faroek dalam keterangan tertulis yang disampaikan Biro Humas Pemprov Kaltim.
Untuk melengkapi pembangunan infrastruktur Kawasan Industri Maloy dan lainnya, Pemprov Kaltim tidak akan mengandalkan dana dari APBN maupun APBD, tetapi melalui kerja sama dengan pihak ketiga lewat skema "public private partnership" (kemitraan pemerintah dan swasta).
"Dengan pola ini, kita berhasil melakukan pembangunan infrastruktur, termasuk hari ini kita juga berhasil menarik investor dari Jepang yang ditandai dengan penandatanganan MoU untuk pembangunan tangki timbun. Ini bukti keseriusan Pemprov Kaltim untuk mengembangkan kawasan industri, khususnya kawasan industri Maloy," kata Awang Faroek.
Direktur Perusda MBS Kaltim Agus Dwitarto menambahkan, tangki timbun yang rencananya dibangun di Maloy sebanyak 20 unit dan dikerjakan dalam dua tahap, yakni tahap pertama sebanyak enam unit dengan kapasitas tampung CPO antara 3.000 hingga 5.000 ton.
"Sementara tahap kedua nantinya dibangun 14 unit lagi. Dalam waktu dekat ini akan segera dilakukan `groundbreaking` pembangunan tahap pertama," katanya tanpa merinci nilai investasi dari proyek tersebut.
Acara penandatanganan kerja sama itu juga disaksikan Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setprov Kaltim Ichwansyah, Asisten II Setkab Kutai Timur Robiansyah dan sejumlah pimpinan OPD. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
Tahap awal dari rencana itu dimulai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Direktur Utama Perusahaan Daerah Melati Bhakti Satya (MBS) Kaltim Agus Dwitarto dengan Presiden Direktur Global Holdings Fujiki Junichi dan Kuasa Locke Hallard Hidehiro Sekine di Ruang Rapat Gubernur Kaltim di Samarinda, Kamis.
Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak usai menyaksikan penandatanganan MoU itu menjelaskan, Kabupaten Kutai Timur akan terus berkembang dengan kawasan industri dan pelabuhan internasional Maloy.
Bahkan, daerah ini akan menjadi pelopor pengembangan industri hilir di Kaltim.
Kawasan Industri Maloy dan kawasan industri lainnya seperti Buluminung di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kariangau di Balikpapan serta kawasan industri lainnya di Kaltim akan terus didorong dan menjadi prioritas.
"Semuanya termasuk dalam proyek strategis nasional," kata Awang Faroek dalam keterangan tertulis yang disampaikan Biro Humas Pemprov Kaltim.
Untuk melengkapi pembangunan infrastruktur Kawasan Industri Maloy dan lainnya, Pemprov Kaltim tidak akan mengandalkan dana dari APBN maupun APBD, tetapi melalui kerja sama dengan pihak ketiga lewat skema "public private partnership" (kemitraan pemerintah dan swasta).
"Dengan pola ini, kita berhasil melakukan pembangunan infrastruktur, termasuk hari ini kita juga berhasil menarik investor dari Jepang yang ditandai dengan penandatanganan MoU untuk pembangunan tangki timbun. Ini bukti keseriusan Pemprov Kaltim untuk mengembangkan kawasan industri, khususnya kawasan industri Maloy," kata Awang Faroek.
Direktur Perusda MBS Kaltim Agus Dwitarto menambahkan, tangki timbun yang rencananya dibangun di Maloy sebanyak 20 unit dan dikerjakan dalam dua tahap, yakni tahap pertama sebanyak enam unit dengan kapasitas tampung CPO antara 3.000 hingga 5.000 ton.
"Sementara tahap kedua nantinya dibangun 14 unit lagi. Dalam waktu dekat ini akan segera dilakukan `groundbreaking` pembangunan tahap pertama," katanya tanpa merinci nilai investasi dari proyek tersebut.
Acara penandatanganan kerja sama itu juga disaksikan Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setprov Kaltim Ichwansyah, Asisten II Setkab Kutai Timur Robiansyah dan sejumlah pimpinan OPD. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017