Samarinda (ANTARA News - Kaltim) - Warga di kawasan perbatasan Kalimantan Timur mendukung tekad Pemprov Kaltim yang akan membangun maskapai penerbangan "Kaltim Airlines", mengingat salah satu persoalan utama di daerah itu adalah kelemahan infrastruktur perhubungan.
 
"Masyarakat perbatasan dan pedalaman yang selama ini berada dalan kondisi terisolasi sangat membutuhkan alat transportasi yang memadai untuk melayani mereka," kata Kepala Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan, Pedalaman dan Daerah Terpencil Kaltim  Adri Patton di Samarinda, Selasa.
   
Hal itu menanggapi rencana  pemerintah daerah melalui maskapai Kaltim Airlines akan membangun sebuah perusahaan penerbangan yang tahap awal infra Kaltim.

"Mereka sangat mengharapkan agar hal ini segera terealisasi," ujarnya menegaskan.
  
Menurut dia bahwa saat ini transportasi udara yang melayani penerbangan untuk masyarakat perbatasan dan pedalaman Kaltim adalah Susi Air dan biasanya melakukan penerbangan hanya dua kali sehari ditingkatkan menjadi lima kali sehari.
 
"Persoalan masih dirasakan warga. Lihat saja daftar tunggu (waiting list) masyarakat yang menggunakan alat transportasi udara ini banyak bahkan meningkat. Kondisi ini menandakan bahwa transportasi udara ini sangat dibutuhkan masyarakat keberadaannya," papar mantan guru besar Universitas Mulawarman itu.
 
Sama halnya dengan pendirian Kaltim Airline yang akan memberikan pelayanan angkutan  penerbangan bagi masyarakat dan barang untuk wilayah perbatasan maupun pedalaman Kaltim sangat diharapkan masyarakat.

"Pendirian Kaltim Airline untuk memberikan pelayanan penerbangan bagi masyarakat di perbatasan dan pedalaman sangat diperlukan. Selain itu, akan mampu mendorong peningkatan dan pengembangan perekonomian masyarakat," jelasnya.
   
Ditambahkannya, untuk saat ini harga tiket penerbangan bagi masyarakat (subsidi) perporangannya mencapai Rp290 ribu, sedangkan untuk komersial akan lebih mahal lagi.
   
"Tetapi semuanya tetap lebih mengutamakan pelayanan bagi masyarakat tidak semata-mata urusan bisnis," ujar dia.
   
"Kita tidak ingin setelah meskapai ini beroperasi lebih mengutamakan kepentingan bisnis (komersial) sehingga akan mengabaikan kepentingan masyarakat umum. Apalagi, dengan adanya meskapai ini diharapkan akan mampu menggerakkan perekonomian dan pembangunan didaerah perbatasan dan pedalaman tersebut," ujar  Adri Paton.

Pewarta:

Editor : Iskandar Zulkarnaen


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011