Tana Paser (ANTARA Kaltim) - Hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Paser, sempat terganggu padamnya aliran listrik di daerah itu.
Kepala SMK 2 Tanah Grogot Ujang Mulyana, mengatakan, pemadaman listrik saat UNBK itu dapat diantisipasi dengan menggunakan genset sehingga penyelenggaraan UNBK tetap bisa dilakukan.
"Listrik sempat padam selama dua jam. Namun hal itu tidak membuat penyelenggaran UNBK dihentikan karena kami sudah menyiapkan genset berkapasitas 50 pk untuk mengantisipasinya," kata Ujang Mulyana.
Terkait kebutuhan listrik pada pelaksanaan UNBK itu kata Ujang Mulyana, telah dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan bersama MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) kepada pihak PLN.
"Tetapi, kami juga sedia genset dengan kapasitas 50 KPA," ujarnya.
Saat listrik padam lanjut Ujang Mulyana, pihaknya segera menyalakan genset sehingga penyelenggaraan UNBK yang digelar secara daring dan langsung dari pemerintah pusat tidak terganggu.
"Sebagian besar peserta menggunakan laptop sehingga UNBK tetap berlangsung saat listrik padam kemudian dilanjutkan dengan bantuan genset," tambahnya.
Sementara Kepala SMK 1 Tanah Grogot Sukarmin berharap, kejadian pemadaman listrik tersebut tidak terulang lagi mengingat penyelenggaraan UNBK secara daring.
Sedangkan Kepala SMA 1 Tanah Grogot, Rosnani, meski UNBK tingkat SMA baru akan dilakukan pada 10 April mendatang, ia berharap pemadaman listrik tidak terjadi saat UNBK digelar.
Sementara itu, Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di daerah itu Murharianto mengatakan, peserta UNBK tahun ini diikuti 1.321 siswa SMK dan 1.771 siswa SMA.
"Berbeda dengan 12 SMK yang semuanya bisa melaksanakan UNBK, SMA yang bisa melaksanakan UNBK baru tiga yakni, SMA Negeri 1 Tanah Grogot, SMA Negeri 1 Pasir Belengkong dan SMA Negeri 1 Batu Sopang," kata Murhariyanto. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
Kepala SMK 2 Tanah Grogot Ujang Mulyana, mengatakan, pemadaman listrik saat UNBK itu dapat diantisipasi dengan menggunakan genset sehingga penyelenggaraan UNBK tetap bisa dilakukan.
"Listrik sempat padam selama dua jam. Namun hal itu tidak membuat penyelenggaran UNBK dihentikan karena kami sudah menyiapkan genset berkapasitas 50 pk untuk mengantisipasinya," kata Ujang Mulyana.
Terkait kebutuhan listrik pada pelaksanaan UNBK itu kata Ujang Mulyana, telah dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan bersama MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) kepada pihak PLN.
"Tetapi, kami juga sedia genset dengan kapasitas 50 KPA," ujarnya.
Saat listrik padam lanjut Ujang Mulyana, pihaknya segera menyalakan genset sehingga penyelenggaraan UNBK yang digelar secara daring dan langsung dari pemerintah pusat tidak terganggu.
"Sebagian besar peserta menggunakan laptop sehingga UNBK tetap berlangsung saat listrik padam kemudian dilanjutkan dengan bantuan genset," tambahnya.
Sementara Kepala SMK 1 Tanah Grogot Sukarmin berharap, kejadian pemadaman listrik tersebut tidak terulang lagi mengingat penyelenggaraan UNBK secara daring.
Sedangkan Kepala SMA 1 Tanah Grogot, Rosnani, meski UNBK tingkat SMA baru akan dilakukan pada 10 April mendatang, ia berharap pemadaman listrik tidak terjadi saat UNBK digelar.
Sementara itu, Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di daerah itu Murharianto mengatakan, peserta UNBK tahun ini diikuti 1.321 siswa SMK dan 1.771 siswa SMA.
"Berbeda dengan 12 SMK yang semuanya bisa melaksanakan UNBK, SMA yang bisa melaksanakan UNBK baru tiga yakni, SMA Negeri 1 Tanah Grogot, SMA Negeri 1 Pasir Belengkong dan SMA Negeri 1 Batu Sopang," kata Murhariyanto. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017