Samarinda (ANTARA Kaltim) - Puluhan warga mengamuk di Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalimantan Timur, sambil membawa jenazah kerabat mereka, Kamis.

Aksi warga yang mulai berlangsung sekitar pukul 09. 30 Wita tersebut dipicu kematian Noviandi, diduga sebagai pelaku penikaman anggota BNN Provinsi Kaltim.

Selain berteriak-teriak, warga yang emosi sambil membawa jenazah Noviandi juga sempat memecahkan kaca depan dan belakang Kantor BNN Kaltim.

Ratusan personel kepolisian, termasuk personel Brimob bersenjata laras panjang yang disiagakan, tidak bisa berbuat banyak saat warga menerobos masuk mencari seorang petugas BNN Provinsi Kaltim yang dinilai bertanggung jawab atas kematian Noviandi.

Kapolresta Samarinda Komisaris Besar Polisi Eriadi, yang datang ke lokasi sempat berupaya menenangkan warga agar tidak berbuat anarkis.

Kepada wartawan Eriadi menyatakan masih melakukan penyelidikan apakah warga yang meninggal tersebut merupakan pelaku penikaman terhadap anggota BNN Kaltim.

"Kami menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya korban. Tentu, kami akan melakukan penyelidikan, apakah benar dia pelaku penikaman atau bukan," ujar Eriadi.

Menurut Eriadi, warga membawa jenazah Noviandi karena menuntut kejelasan atas kematiannya yang sempat diamankan petugas ke Kantor BNN Kaltim.

"Semestinya kalau ada penegakan hukum harus ada kejelasan dan itulah yang warga tuntut, sehingga membawa jenazah kerabat mereka ke Kantor BNN Kaltim karena menuntut keadilan atas penegakan hukum yang berdampak pada kematian korban," ujar Eriadi.
Sementara, salah seorang sumber di BNN Kaltim yang tidak ingin disebutkan jati dirinya, menyatakan kedatangan warga tersebut dipicu meninggalnya Noviandi yang diduga sebagai pelaku penikaman terhadap salah seorang anggota BNN.

Penikaman itu berlangsung saat dilakukan penggerebekan di Jalan Kakap pada Minggu (25/12) malam.

Saat hendak ditangkap, Noviandi dan rekannya langsung menyerang dan menikam salah seorang personel kepolisian dari Polres Malinau yang ditugaskan di BNN Kaltim.

"Anggota BNN Kaltim itu mengalami lima luka tikaman dan saat ini masih menjalani perawatan di RSUD AW Syahranie Samarinda," kata sumber tersebut.

Noviandi akhirnya ditangkap pada Rabu (28/12) sore dan terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas akibat mencoba melawan saat akan ditangkap.

Sementara satu orang yang diduga rekan Noviandi berhasil kabur pada penyergapan tersebut.

Anggota BNN Kaltim bersama personel kepolisian, lanjut sumber tersebut, sudah bersiaga sejak Kamis dinihari, setelah Noviandi dinyatakan meninggal diduga kehabisan darah akibat luka tembak dikakinya . (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016