Samarinda (ANTARA Kaltim) - Polresta Samarinda, Kalimantan Timur, memburu pelaku teror di Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus di Jalan SMPN 08 Mangkupalas, Kecamatan Samarinda Seberang.
"Kami akan memburu pelaku sebab tindakan yang dilakukan itu sebagai bentuk teror yang meresahkan," tegas Kapolresta Samarinda Komisaris Besar Polisi, Eriadi, kepada wartawan, Rabu sore.
Pada Rabu pagi, warga digegerkan dengan ditemukannya sebuah bungkusan mencurigakan diduga bom yang diletakkan di depan rumah pendeta Yohanes yang berada di areal Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus.
Temuan itu kemudian oleh warga segera dilaporkan ke polisi.
Tidak berselang lama, Tim Gegana Detasemen B Pelopor Satuan Brimob Polda Kaltim datang ke lokasi, mendeteksi benda mencurigakan yang dibungkus plastik warna putih, diduga bom tersebut.
Tim Gegana bahkan sempat melakukan mengecekan menggunakan "metal detector" dan dari bungkusan tersebut terdengar suara, seperti mendeteksi benda logam.
Namun, stelah dicek, bungkusan mencurigakan tersebut hanya berisi sebutir kelapa.
"Walaupun isinya hanya kelapa, tetapi perbuatan tersebut sudah meresahkan dan kami masih melakukan penyeldikan untuk menangkap pelakunya. Jelas ini perbuatan orang yang iseng tetapi tindakan tersebut sudah meresahkan dan harus diberi sanski, sesuai hukum yang berlaku," ujar Eriadi.
Polisi lanjut Eriadi, masih memeriksa sejumlah saksi terkait temuan bungkusan mencurigakan diduga bom tersebut.
"Kami masih meminta keterangan saksi, termasuk istri pendeta sebab siapa tahu, mereka sempat memesan kelapa tetapi lupa sehingga benda itu sempat diduga bom," jelas Eriadi.
Sementara, Kapolda Kaltim Inspektur Jenderal Polisi Safaruddin yang sempat mendatangi lokasi ditemukannya benda diduga bom itu menegaskan, telah memerintahkan Kapolresta Samarinda agar segera menangkap pelaku teror tersebut.
"Saya beri waktu satu minggu agar pelakunya ditangkap," tegas Safaruddin.
Polda Kaltim lanjut Safaruddin, tidak akan memberi ruang kepada para pelaku kejahatan, khususnya teror.
Polda Kaltim tambahnya, saat ini tengah berkonsentrasi melakukan pengamanan di tiga kota yakni Kota Tarakan, Kalimantan Utara serta Kota Balikpapan dan Samarinda.
"Ketiga kota itu menjadi prioritas pengamanan karena potensi terjadi teror cukup tinggi dibanding kabupaten dan kota lainnya di Kaltim dan Kalimantan Utara," katanya.
"Tentu, seluruh pihak termausk masyarakat harus ikut berpartisipasi agar menutup semua celah terjadinya kejahatan, khususnya tindakan teror. Kami sudah perintahkan seluruh satuan kewilayahan untuk meningkatkan patroli, melakukan deteksi dini dan semua pihak harus bersinergi memerangi aksi teror tersebut," tutur Safaruddin.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Kami akan memburu pelaku sebab tindakan yang dilakukan itu sebagai bentuk teror yang meresahkan," tegas Kapolresta Samarinda Komisaris Besar Polisi, Eriadi, kepada wartawan, Rabu sore.
Pada Rabu pagi, warga digegerkan dengan ditemukannya sebuah bungkusan mencurigakan diduga bom yang diletakkan di depan rumah pendeta Yohanes yang berada di areal Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus.
Temuan itu kemudian oleh warga segera dilaporkan ke polisi.
Tidak berselang lama, Tim Gegana Detasemen B Pelopor Satuan Brimob Polda Kaltim datang ke lokasi, mendeteksi benda mencurigakan yang dibungkus plastik warna putih, diduga bom tersebut.
Tim Gegana bahkan sempat melakukan mengecekan menggunakan "metal detector" dan dari bungkusan tersebut terdengar suara, seperti mendeteksi benda logam.
Namun, stelah dicek, bungkusan mencurigakan tersebut hanya berisi sebutir kelapa.
"Walaupun isinya hanya kelapa, tetapi perbuatan tersebut sudah meresahkan dan kami masih melakukan penyeldikan untuk menangkap pelakunya. Jelas ini perbuatan orang yang iseng tetapi tindakan tersebut sudah meresahkan dan harus diberi sanski, sesuai hukum yang berlaku," ujar Eriadi.
Polisi lanjut Eriadi, masih memeriksa sejumlah saksi terkait temuan bungkusan mencurigakan diduga bom tersebut.
"Kami masih meminta keterangan saksi, termasuk istri pendeta sebab siapa tahu, mereka sempat memesan kelapa tetapi lupa sehingga benda itu sempat diduga bom," jelas Eriadi.
Sementara, Kapolda Kaltim Inspektur Jenderal Polisi Safaruddin yang sempat mendatangi lokasi ditemukannya benda diduga bom itu menegaskan, telah memerintahkan Kapolresta Samarinda agar segera menangkap pelaku teror tersebut.
"Saya beri waktu satu minggu agar pelakunya ditangkap," tegas Safaruddin.
Polda Kaltim lanjut Safaruddin, tidak akan memberi ruang kepada para pelaku kejahatan, khususnya teror.
Polda Kaltim tambahnya, saat ini tengah berkonsentrasi melakukan pengamanan di tiga kota yakni Kota Tarakan, Kalimantan Utara serta Kota Balikpapan dan Samarinda.
"Ketiga kota itu menjadi prioritas pengamanan karena potensi terjadi teror cukup tinggi dibanding kabupaten dan kota lainnya di Kaltim dan Kalimantan Utara," katanya.
"Tentu, seluruh pihak termausk masyarakat harus ikut berpartisipasi agar menutup semua celah terjadinya kejahatan, khususnya tindakan teror. Kami sudah perintahkan seluruh satuan kewilayahan untuk meningkatkan patroli, melakukan deteksi dini dan semua pihak harus bersinergi memerangi aksi teror tersebut," tutur Safaruddin.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016