Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemadaman listrik masih menjadi keluhan utama masyarakat saat anggota DPRD Kaltim, Marsidik melaksanakan reses di beberapa kecamatan di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur (Kutim).

Pasalnya, tak tanggung-tangung, pemadaman terjadi bisa sejak pagi hingga sore hari. Begitu pun sebaliknya.

"Pemadaman bisa berlangsung sampai dua belas jam. Kashian warga kalau begini terus setiap hari. Banyak resiko dan kerugian yang harus ditanggung,"terang Marsidik.

Selain mengeluhkan listrik, saat reses beberapa waktu lalu masyarakat dari kelompok pengajian meminta pembinaan karena selama ini majelis taklim mereka tidak ada yang membina. Lebih lanjut disampaikan Marsidik, warga membutuhkan guru pembina, atribut seperti seragam, gendang habsy, serta anggaran bantuan pelaksanaan kegiatan.

"Seperti warga di Muara Bengalon, mereka minta atribut pengajian." sebutnya.

Selain itu warga juga mengharapkan bantuan jika terjadi kebakaran, karena hingga saat ini di Sangata masih banyak berdiri bangunan maupun rumah yang terbuat dari kayu.

"Sehingga jika terjadi kebakaran, pemadam lambat. Mereka baru datang setelah lima rumah hangus terbakar. Yang ada saat ini pusat pemadam kebakaran lokasinya cukup jauh,"ungkap Marsidik.

Adapula permintaan infrastruktur perbaikan jalan utama maupun gang. Begitu juga keluhan soal banjir akibat irigasi yang belum ada.

"Hampir semua daerah kondisinya sama. Setiap tahun dan setiap reses keluhan soal ini selalu saya dengar. Namun untuk pusat kesehatan di Sangata sudah cukup baik, rumah sakit dan puskesmas sudah 24 jam, apalagi klinik kesehatan swasta juga menjamur saat ini," kata Marsidik. (Humas DPRD kaltim/adv)

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016