Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Kutai Kartanegara, dalam berbagai bidang.
Hal tersebut disampaikan Asisten Atase Pers Kedubes Amerika Serikat Guridh Singh didampingi Andrew Herman dan Carmelita, saat berkunjung ke Kutai Kartanegara, Selasa.
Kunjungan Asisten Atase Pers Kedubes Amerika Serikat bersama rombongan itu diterima Asisten III Bidang Administrasi Umum Sekretariat Kabupaten Kutai Kartanegara Suriansyah, bersama Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwista Sri Wahyuni, Kabag Humas Protokol Dafip Haryanto, dan Tulus Sutopo dari Dinas Pendidikan.
Guridh mengatakan, kedatangan mereka untuk bersilaturahim sekaligus memperkuat hubungan kerja sama dengan Indonesia, termasuk dengan Pemkab Kutai Kartanegara.
"Kami ingin mengetahui bagaimana tentang Kutai Kartanegara secara umum serta bidang pendidikan dan pariwisata," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Guridh menyampaikan, selain pertukaran pelajar, Kedubes AS juga memiliki program pertukaran pemuda di berbagai bidang termasuk pariwisata, sehingga bisa dimanfaatkan pemkab untuk mengusulkan nama warga terbaiknya untuk ikut seleksi program tersebut.
Guridh juga menawarkan kerjasama bidang pemerintahan, lingkungan atau apapun yang memungkinkan.
Dikatakannya, Kedubes AS memiliki tenaga ahli untuk berbicara mengenai bidang apa saja yang bisa dimanfaatkan pemerintah daerah untuk dibahas.
"Jadi topik apa yang diminati daerah, kami bisa carikan pembicara sesuai keahliannya," ujar Guridh.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwista Kutai Kartanegara Sri Wahyuni menjelaskan bahwa daerah itu merupakan pusat kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang terletak di Muara Kaman, yang kemudian melebur setelah ditaklukkan kerajaan yang berpusat di Kutai Lama, sehingga menjadi Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Saat ini lanjut Sri Wahyuni, peninggalan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura bisa dilihat di Museum Mulawarman.
Ia juga menjelaskan bahwa kesultanan didukung Pemkab Kutai Kartanegara dengan menggelar pesta adat seni dan budaya yang disebut Erau, sebagai agenda pariwisata tahunan di daerah itu.
"Selama empat tahun tahun terakhir, Pemkab Kutai Kartanegara berkerjasama dengan lembaga internasional `Council International Of Foklore Festival` (CIOFF) menggelar `International Folk Arts Festival` yang diikuti tim kesenian dari berbagai negara saat pelaksanaan Erau, sehingga semakin meriah dan makin dikenal hingga tingkat internasional," jelas Sri Wahyuni.
Pemkab Kutai Kartanegara tambah Sri Wahyuni, saat ini fokus menggalakkan sektor pertanian dalam arti luas dan pariwisata sebagai andalan penghasilan daerah, untuk menggantikan sumberdaya alam yang tak terbarukan.
Selain itu lanjutnya, Kutai Kartanegara juga berencana membangun "Aerotropolis" dan "Smart City" atau kota berbasis bandara dan kota pintar, yang ramah lingkungan mengadopsi dari Fujisawa Sustainable Smart Town di Jepang.
"Pembangunannya dilakukan oleh investor, sehingga tidak memakai APBD," ujar Sri Wahyuni.
Sementara di bidang pendidikan, Tulus Sutopo mengatakan beberapa tahun terakhir Disdik Kutai Kartanegara telah menjalin kerjasama dengan Kedubes AS dalam hal pertukaran pelajar ke Amerika.
"Dengan program ini pelajar terpilih memiliki wawasan lebih yang bisa ditularan kepada rekan-rekannya di daerah," ucap Tulus Sutopo.
Asisten III Sekretariat Kabupaten Kutai Kartanegara Suriansyah, mengatakan, dengan kunjungan Kedubes AS ke daerah tersebut, ke depan berharap hubungan akan terjalin lebih erat.
"Apa yang menjadi peluang-peluang kerjasama itu akan kami pelajari dan bila perlu dijajaki lebih lanjut," kata Tulus Sutopo. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
Hal tersebut disampaikan Asisten Atase Pers Kedubes Amerika Serikat Guridh Singh didampingi Andrew Herman dan Carmelita, saat berkunjung ke Kutai Kartanegara, Selasa.
Kunjungan Asisten Atase Pers Kedubes Amerika Serikat bersama rombongan itu diterima Asisten III Bidang Administrasi Umum Sekretariat Kabupaten Kutai Kartanegara Suriansyah, bersama Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwista Sri Wahyuni, Kabag Humas Protokol Dafip Haryanto, dan Tulus Sutopo dari Dinas Pendidikan.
Guridh mengatakan, kedatangan mereka untuk bersilaturahim sekaligus memperkuat hubungan kerja sama dengan Indonesia, termasuk dengan Pemkab Kutai Kartanegara.
"Kami ingin mengetahui bagaimana tentang Kutai Kartanegara secara umum serta bidang pendidikan dan pariwisata," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Guridh menyampaikan, selain pertukaran pelajar, Kedubes AS juga memiliki program pertukaran pemuda di berbagai bidang termasuk pariwisata, sehingga bisa dimanfaatkan pemkab untuk mengusulkan nama warga terbaiknya untuk ikut seleksi program tersebut.
Guridh juga menawarkan kerjasama bidang pemerintahan, lingkungan atau apapun yang memungkinkan.
Dikatakannya, Kedubes AS memiliki tenaga ahli untuk berbicara mengenai bidang apa saja yang bisa dimanfaatkan pemerintah daerah untuk dibahas.
"Jadi topik apa yang diminati daerah, kami bisa carikan pembicara sesuai keahliannya," ujar Guridh.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwista Kutai Kartanegara Sri Wahyuni menjelaskan bahwa daerah itu merupakan pusat kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang terletak di Muara Kaman, yang kemudian melebur setelah ditaklukkan kerajaan yang berpusat di Kutai Lama, sehingga menjadi Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Saat ini lanjut Sri Wahyuni, peninggalan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura bisa dilihat di Museum Mulawarman.
Ia juga menjelaskan bahwa kesultanan didukung Pemkab Kutai Kartanegara dengan menggelar pesta adat seni dan budaya yang disebut Erau, sebagai agenda pariwisata tahunan di daerah itu.
"Selama empat tahun tahun terakhir, Pemkab Kutai Kartanegara berkerjasama dengan lembaga internasional `Council International Of Foklore Festival` (CIOFF) menggelar `International Folk Arts Festival` yang diikuti tim kesenian dari berbagai negara saat pelaksanaan Erau, sehingga semakin meriah dan makin dikenal hingga tingkat internasional," jelas Sri Wahyuni.
Pemkab Kutai Kartanegara tambah Sri Wahyuni, saat ini fokus menggalakkan sektor pertanian dalam arti luas dan pariwisata sebagai andalan penghasilan daerah, untuk menggantikan sumberdaya alam yang tak terbarukan.
Selain itu lanjutnya, Kutai Kartanegara juga berencana membangun "Aerotropolis" dan "Smart City" atau kota berbasis bandara dan kota pintar, yang ramah lingkungan mengadopsi dari Fujisawa Sustainable Smart Town di Jepang.
"Pembangunannya dilakukan oleh investor, sehingga tidak memakai APBD," ujar Sri Wahyuni.
Sementara di bidang pendidikan, Tulus Sutopo mengatakan beberapa tahun terakhir Disdik Kutai Kartanegara telah menjalin kerjasama dengan Kedubes AS dalam hal pertukaran pelajar ke Amerika.
"Dengan program ini pelajar terpilih memiliki wawasan lebih yang bisa ditularan kepada rekan-rekannya di daerah," ucap Tulus Sutopo.
Asisten III Sekretariat Kabupaten Kutai Kartanegara Suriansyah, mengatakan, dengan kunjungan Kedubes AS ke daerah tersebut, ke depan berharap hubungan akan terjalin lebih erat.
"Apa yang menjadi peluang-peluang kerjasama itu akan kami pelajari dan bila perlu dijajaki lebih lanjut," kata Tulus Sutopo. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016