Penajam (ANTARA Kaltim) - Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, diminta membebaskan lahan seluas 30 hektare untuk pembangunan tahap kedua Pelabuhan Benuo Taka di Kawasan Industri Buluminung.
"Kementerian Perhubungan meminta pada 2017 dilakukan pembebasan lahan agar pembangunan sisi darat dan dermaga pelabuhan tahap kedua dapat dilaksanakan," kata Kepala Dishubbudpar Kominfo Kabupaten Penajam Paser Utara Ady Irawan ketika ditemui di Penajam, Rabu.
Menurut dia, Kementerian Perhubungan akan memberikan anggaran untuk pembangunan dermaga tahap kedua, jika lahan sebagai lokasi pembangunan dermaga pelabuhan itu sudah dibebaskan.
"Biaya pembangunan sisi darat pelabuhan ditanggung pemerintah daerah dan biaya pembangunan sisi laut atau dermaga ditanggung Kementerian Perhubungan," ujar Ady Irawan.
Ia menjelaskan pelabuhan milik Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara tersebut sudah layak digunakan kegiatan bongkar muat dan pengapalan batu bara dan CPO (crude palm oil) atau minyak sawit mentah.
"Sudah ada perusahaan perkebunan kelapa sawit dan batu bara melakukan bongkar muat dan pengapalan di Pelabuhan Benuo Taka," ujarnya.
Selain PT Mega Hijau Lestari, Pelabuhan Benuo Taka kini juga melayani bongkar muat dan pengapalan CPO milik PT Gawi Makmur Kalimantan, serta bongkar muat dan pengapalan batu bara milik PT Rabbani.
"Perusahaan perkebunan sawit kelapa sawit dari Kabupaten Paser dan Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, juga melakukan bongkar muat dan pengapalan minyak sawit mentah di Pelabuhan Benuo Taka," ungkap Ady Irawan.
Pembangunan tahap pertama Pelabuhan Benuo Taka seluas 25 hektare akan selesai akhir 2016, sementara pembangunan tahap kedua seluas 30 hektare ditargetkan rampung akhir 2018.
Selain itu, Dishubbudpar Kominfo Penajam Paser Utara juga meminta pengerjaan pembangunan akses jalan menuju pelabuhan milik pemerintah daerah tersebut dipercepat.
"Akses jalan mulai dari kilometer 10 simpang Silkar, Kelurahan Petung, hingga pintu masuk pelabuhan sepanjang 10 kilometer dengan lebar jalan 20 meter sedang dikerjakan," tambah Ady Irawan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Kementerian Perhubungan meminta pada 2017 dilakukan pembebasan lahan agar pembangunan sisi darat dan dermaga pelabuhan tahap kedua dapat dilaksanakan," kata Kepala Dishubbudpar Kominfo Kabupaten Penajam Paser Utara Ady Irawan ketika ditemui di Penajam, Rabu.
Menurut dia, Kementerian Perhubungan akan memberikan anggaran untuk pembangunan dermaga tahap kedua, jika lahan sebagai lokasi pembangunan dermaga pelabuhan itu sudah dibebaskan.
"Biaya pembangunan sisi darat pelabuhan ditanggung pemerintah daerah dan biaya pembangunan sisi laut atau dermaga ditanggung Kementerian Perhubungan," ujar Ady Irawan.
Ia menjelaskan pelabuhan milik Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara tersebut sudah layak digunakan kegiatan bongkar muat dan pengapalan batu bara dan CPO (crude palm oil) atau minyak sawit mentah.
"Sudah ada perusahaan perkebunan kelapa sawit dan batu bara melakukan bongkar muat dan pengapalan di Pelabuhan Benuo Taka," ujarnya.
Selain PT Mega Hijau Lestari, Pelabuhan Benuo Taka kini juga melayani bongkar muat dan pengapalan CPO milik PT Gawi Makmur Kalimantan, serta bongkar muat dan pengapalan batu bara milik PT Rabbani.
"Perusahaan perkebunan sawit kelapa sawit dari Kabupaten Paser dan Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, juga melakukan bongkar muat dan pengapalan minyak sawit mentah di Pelabuhan Benuo Taka," ungkap Ady Irawan.
Pembangunan tahap pertama Pelabuhan Benuo Taka seluas 25 hektare akan selesai akhir 2016, sementara pembangunan tahap kedua seluas 30 hektare ditargetkan rampung akhir 2018.
Selain itu, Dishubbudpar Kominfo Penajam Paser Utara juga meminta pengerjaan pembangunan akses jalan menuju pelabuhan milik pemerintah daerah tersebut dipercepat.
"Akses jalan mulai dari kilometer 10 simpang Silkar, Kelurahan Petung, hingga pintu masuk pelabuhan sepanjang 10 kilometer dengan lebar jalan 20 meter sedang dikerjakan," tambah Ady Irawan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016