Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Provinsi Kalimantan Timur menjadi percontohan pengembangan sapi Brahman Cross hasil bantuan Kementerian Pertanian pada 2015, karena dari total rencana 30.000 ekor seluruh Indonesia, hanya Kaltim yang mampu merealisasikan.

"Tahun lalu Kementan menyiapkan impor sapi BC 30.000 ekor dari Australia untuk sejumlah provinsi di Indonesia. Namun hanya Kaltim yang mampu merealisasikan meski hanya 1.926 ekor, sementara daerah lain gagal merealisasikan," ujar Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kaltim Dadang Sudarya di Samarinda, Jumat.

Kini, sapi BC impor dari Australia bantuan Kementan tersebut telah berkembang menjadi 2.727 ekor. Atas perkembangan ini, kemudian Kaltim dinilai berhasil sehingga banyak provinsi lain yang berkujung ke Kaltim untuk melihat tingkat keberhasilannya.

Semula, lanjutnya, dari total 30.000 ekor bantuan dari Kementan tersebut, jatah untuk kelompok ternak di Provinsi Kaltim sebanyak 10.000 ekor, tetapi karena masalah teknis dan terhambatnya regulasi dari pusat, sehingga pada 2015 hanya berhasil mendatangkan 1.926 ekor.

Rencananya kekurangan untuk memenuhi target 10.000 ekor tersebut akan dilanjutkan pada 2016, namun karena APBN mengalami defisit, maka kekurangannya tidak bisa dipenuhi semua di tahun ini sehingga sapi yang akan diperoleh Kaltim hanya sejumlah 260 ekor.

Menurutnya, pemerintah pusat memiliki perhatian besar terhadap perkembangan peteranakan di Provinsi Kaltim, bahkan saat ini Kaltim menjadi tumpuan pembangunan peternakan di Indonesia.

Hal ini terjadi karena pemerintah pusat menilai bahwa Provinsi Kaltim memiliki komitmen kuat dalam pengembangan subsektor peternakan, yakni yang dibuktikan dengan upaya mewujudkan populasi 2 juta ekor sapi hingga tahun 2018.

Untuk program percepatan populasi 2 juta ekor sapi di Kaltim, lanjut Dadang, dilakukan dengan berbagai cara, seperti melalui integrasi perkebunan sawit dengan ternak sapi, kemudian melalui integrasi sapi dengan lahan eks tambang, yakni sapi digembaalakan maupun dikembangkan di bekas tambang batu bara.

"Pola lainnya untuk mewujudkan 2 juta ekor sapi adalah dengan model pengadaan sapi yang anggarannya dari APBN, APBD Kaltim, dan dari APBD kabupaten/kota, termasuk adanya pengguliran kredit ternak baik dari Bank Kaltim maupun dari BRI," ujar Dadang. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016