Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Komunitas Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) Samarinda, Kalimantan Timur, pada perayaan hari jadi pertamanya di Posko Pangkal Pungut, samping Jembatan Kehewanan Samarinda, Rabu, terus berkomitmen membersihkan dan merawat sungai tersebut.

"Sesuai dengan nama komunitas kita, maka setiap hari kita terus bergerak merawat sungai. Sedangkan perayaan hari ini hanya seremonial sekadar mengenang hari jadi, untuk riilnya semua anggota dan simpatisan tetap berbuat untuk menjadikan sungai bersih," ujar Ketua GMSS-SKM Samarinda Misman.

Jika ditelusuri sejak awal, lanjut Misman, gerakan ini sebenarnya usianya sudah 1,5 tahun, tetapi saat itu baru nama GMSS-SKM yang muncul dan belum memiliki logo, karena nama komunitas ini muncul setelah gerakan nyata ada lebih dulu.

Setelah nama GMSS-SKM muncul, kemudian logo tersebut tercipta pada 21 September 2015, sehingga di tanggal ini ditetapkan menjadi hari jadi.

Mengenai dampak dari gerakan merawat sungai dengan cara memungut sampah, mencabut tunggul, mengangkat batang kayu dari sungai yang selama ini dilakukan, ia menjelaskan bahwa dampak gerakan ini perlu dilihat dari berbagai sisi.

Dari sisi apresiasi masyarakat, sudah luar biasa besar dan hal ini dibuktikan dengan banyaknya warga, baik yang datang secara individu maupun kelembagaan turut membantu membersihkan sungai.

"Bahkan dari apresiasi pemerintah juga sudah besar. Kalau dulu Sungai Karang Mumus dianggap tidak ada sehingga tidak dilakukan upaya apapun, namun kini sudah banyak berbagai pihak yang memberikan perhatian," katanya.

Ia berharap dalam jangka pendek, gerakan memungut sampah dan kampanye tidak membuang sampah ke sungai dapat terus menyedot apresiasi sebanyak-banyaknya dari semua elemen masyarakat.

Sedangkan dalam jangka panjang, Misman berharap Sungai Karang Mumus bisa menjadi tempat yang nyaman bagi masyarakat untuk bersantai, termasuk mewujudkan sungai tersebut menjadi tempat wisata.

Sedangkan untuk dampak langsung terhadap masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, ia mengakui belum menunjukkan hasil signifikan, karena baru warga yang tinggal di dekat Posko GMSS-SKM yang tidak membuang membuang sampah ke sungai.

"untuk warga yang tinggal di sekitar Posko GMSS-SKM sudah lama malu membuang sampah ke sungai, tetapi untuk warga lain yang jauh dari posko, setiap hari mereka masih membuang sampah ke sungai. Bahkan warga yang tidak tinggal di bantaran sungai juga masih membuang sampah ke sungai," kata Misman. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016