Balikpapan (ANTARA Kaltim) - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara berhasil menurunkan jumlah dan durasi pemadaman listrik dalam setahun terakhir.

General Manager PLN Kaltimra Tohari Hadiat di Balikpapan, Jumat, menjelaskan lama waktu pemadaman dan berapa kali pemadaman yang dirasakan pelanggan dalam setahun ini pada hitungan 369 menit atau hanya enam kali pemadaman.

"Kami akan terus upayakan untuk memperkecil angkanya. Mohon dukungan semua pihak," kata Tohari dalam pertemuan dengan Komisi VI DPR RI.

Menurut ia, faktor utama yang membuat angka padam dan lama pemadaman itu mengecil adalah daya listrik yang sudah berlebih.

Daya mampu PLN Kaltimra saat ini mencapai 433 Mega Watt (MW), sementara kebutuhan listrik pada beban puncak sekitar 407 MW.

"Memang sebetulnya masih pas-pasan, sehingga kami akan terus menambah jumlah pembangkit," tambah Tohari.

Ia juga menambahkan PLN Kaltimra menyinkronkan jadwal pemeliharaan pembangkit-pembangkit dan memaksimalkan semua upaya pembangkitan dan distribusinya, termasuk di dalamnya hal yang dianggap sepele seperti pemotongan ranting pohon yang mengenai kabel listrik.

"Kami bekerja sama dengan pemkot, Dinas Tata Kota dan Pertamanan untuk memotong ranting dan dahan yang bisa mengganggu distribusi listrik itu," lanjutnya.

Selain itu, dari sisi teknis, PLN juga menjaga dan memperbaiki jaringan distribusi yang ada.

Anggota Komisi VI DPR RI Bambang Haryo Soekartono memberikan apresiasi terhadap kinerja yang telah dilakukan PLN Kaltimra.

"Itu satu pencapaian yang terbaik di Indonesia. Kota dan daerah lain masih ada yang mencapai 30 kali lebih pemadaman dalam setahun," katanya.

Meski demikian, menurut Bambang Haryo, jika dibandingkan dengan Hong Kong, misalnya, pencapaian PLN Kaltimra masih jauh sekali, karena di negara tersebut hanya sekali padam dalam setahun dan itu pun tidak lebih dari 1 detik.

"Jadi, memang masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita lakukan," imbuh Tohari. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016