Penajam (ANTARA Kaltim) - Kapolres Penajam Paser Utara Ajun Komisaris Besar Polisi AKBP Teddy Rystiawan marah-marah kepada seorang wartawan yang mengikuti konferensi pers di Ruang Rupatama Mapolres Penajam, Kamis.

Kejadian tersebut berawal saat Teddy Rystiawan memberikan penjelasan mengenai pengungkapan kasus pembalakan liar dan sempat menjawab pertanyaan sejumlah pertanyaan dengan baik.

Namun, suasana tiba-tiba berubah ketika seorang wartawan media daring bernama Edwin Irawan menanyakan langkah dan tindakan Kapolres apabila ada oknum anggota polisi yang terlibat kasus pembalakan liar.

Teddy Rystiawan tampak tidak nyaman dengan pertanyaan itu dan meluapkan emosinya dengan pernyataan nada tinggi, karena menganggap pertanyaan tersebut menyudutkan kepolisian, hingga kemudian meninggalkan wartawan sebelum acara jumpa pers berakhir.

"Kenapa cari informasi yang tidak benar, jangan dikembangkan yang aneh-aneh. Jangan asal tanya, tunjukkan buktinya. Malas saya, kalau tahu begini tidak usah ada jumpa pers," kata Kapolres, seraya meninggalkan ruangan dan menolak menjawab pertanyaan wartawan lainnya.

Sikap perwira menengah Polri itu membuat wartawan yang hadir kaget dan heran, mengingat tidak ada yang salah dengan pertanyaan itu, apalagi sampai menyudutkan institusi Polri.

"Selama enam tahun saya jadi wartawan, tidak pernah ada pejabat kepolisian marah bila ditanya dengan pertanyaan apapun. Dan tidak ada niat menyudutkan atau apapun," tegas Edwin Irawan, wartawan klikpenajam.com.

Yudi, reporter Radio IDC, juga menyayangkan hal itu, karena awak media yang diundang sebelumnya sudah rela menunggu lama untuk mendapatkan penjelasan kapolres mengenai pengungkapkan kasus pembalakan liar di wilayah Penajam Paser Utara.

"Kalau memang tidak ada personel polisi yang terlibat, semestinya jawab saja tidak ada. Tugas kami mencari informasi dan harusnya kapolres bijaksana menjawab tanpa menunjukan sikap yang tidak menyenangkan," tambahnya. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016