Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pergerakan Pelaut Indonesia atau PPI menyatakan komitmennya untuk terus mengawal kasus penyanderaan kru "tugboat" atau kapal tunda Charles hingga tuntas.

"Kami tidak akan meninggalkan sampai permasalahan ini selesai. Jadi, PPI akan terus mengawal kasus penyanderaan seluruh kru kapal tunda Charles, sampai semuanya dibebaskan dengan selamat," ujar salah satu pengurus PPI Samarinda, Amrullah, dihubungi dari Samarinda, Jumat.

Ia mengatakan PPI bersama Kesatuan Pelaut Indonesia Tanjung Priok sampai saat ini terus berkoordinasi untuk mencari solusi bersama dalam membantu pemerintah terkait upaya pembebasan kru kapal tunda Charles.

"Sampai sore ini, saya masih di Jakarta dan rapat bersama teman-teman dari Kesatuan Pelaut Indonesia Tanjung Priok meminta sumbang saran terhadap masalah ini. Mereka adalah pelaut senior yang banyak memberi pendapat dan masukan pada PPI, pada upaya pembebasan kru kapal tunda Charles," tutur Amrullah, yang juga ikut mendampingi istri dan keluarga kru kapal tunda Charles saat mengunjungi "Crisis Center" di Jakarta.

Selama di Jakarta, lanjut Amrullah, istri dan keluarga kru kapal tunda Charles mendapat penjelasan dari pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri terkait upaya yang dilakukan untuk membebaskan sandera.

Keluarga dan istri kru kapal tunda Charles juga didampingi anggota Komisi I DPR RI.

Bahkan, ia mengaku sempat berkomunikasi dengan Menko Polhukam Wiranto melalui telewicara di salah satu stasiun televisi swasta nasional.

"Sebagai wakil pemerintah dan ketua `crisis center`, beliau akan mengurus masalah ini sebaik mungkin. Tentu, ini kegemberiaan kami dan keluarga kru kapal tunda Charles, sebab ada komitmen Menkopolhukam (pemerintah) segera menyelesaikan masalah penyanderaan itu," jelas Amrullah.

Tujuh kru kapal tunda Charles milik PT Rusianto Bersaudara disandera kelompok bersenjata Filipina Abu Sayyaf sejak 22 Juni 2016.

Saat itu, kapal tunda Charles berlayar pulang ke Samarinda setelah mengantar batu bara ke Filipina.

Namun, saat melintas di wilayah perairan Pulau Jolo, mereka dicegat oleh dua kelompok bersenjata dalam waktu berbeda.

Kelompok pertama menyandera Ferry Arifin (nahkoda) bersama Muhammad Mahbrur Dahri (KKM) dan Edi Suryono (Masinis II).

Kemudian kelompok kedua menyandera Ismail (Mualim I), Muhammad Nasir (Masinis III), Muhammad Sofyan (Oliman), serta Muhammad Robin Piter (juru mudi).

Sementara, enam kru kapal tunda Charles yakni, Andi Wahyu (Mualim II), Syahril (Masinis IV), Albertus Temu Slamet (juru mudi), Reidgar Frederik Lahiwu (juru mudi), Rudi Kurniawan (juru mudi) dan Agung E Saputra (juru masak).

Hingga saat ini, pemerintah masih terus berupaya melakukan pembebasan terhadap tujuh kru kapal tunda Charles serta tiga ABK berkebangsaan Indonesia yang juga disandera kelompok Abu Sayyaf Grup. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016