Penajam (ANTARA Kaltim) -  Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, selama periode Januari hingga Juni 2016 menemukan sebanyak 230 kasus malaria di daerah setempat.

"Kami prediksi temuan kasus malaria tahun ini akan meningkat tajam," kata Pengelola Program Malaria Dinkes Kebupaten Penajam Paser Utara Sarjito Ponco Waluyo saat ditemui di Penajam, Senin.

Jika melihat temuan kasus selama enam bulan terakhir, Sarjito memprediksi kasus malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara berpotensi meningkat dibanding 2015 yang ditemukan sebanyak 379 kasus.

"Dibanding dengan periode sama 2015 dengan tahun ini diperkirakan peningkatan kasus malaria bisa mencapai dua kali lipat," ujarnya.

Data Dinkes Penajam Paser Utara mencatat daerah endemis atau rawan malaria di wilayah Puskesmas Sotek Kecamatan Penajam, yang dari pemeriksaan cepat oleh petugas medis ditemukan lima orang positif mengidap malaria.

Daerah lainnya yang memiliki kerawanan tinggi terhadap penyebaran malaria berada di area perusahaan perkebunan.

Maraknya aktivitas pembalakan hutan atau penebangan pohon yang dilakukan perusahaan maupun masyarakat juga menjadi salah satu pemicu meningkatnya kasus malaria di daerah itu.

Selain itu, lanjut Sarjito, penyebab utama tingginya penyebaran malaria tersebut karena banyaknya pekerja baru atau warga pendatang dari luar Kabupaten Penajam Paser Utara.

"Perpindahan penduduk ke daerah endemis malaria sangat berpotensi meningkatkan penyebaran malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara," tambahnya.

Selama tiga tahun berturut-turut pada 2010-2012, Dinkes Kabupaten Penajam Paser Utara pernah mendapat rapor merah dari Kementerian Kesehatan terkait penanganan kasus malaria.

Pada 2010, tercatat 1.404 kasus malaria ditemukan di Penajam Paser Utara dan sedikit turun menjadi 1.350 kasus pada 2011, namun kemudian kembali meningkat menjadi 1.796 kasus pada 2012.

"Kami imbau masyarakat melakukan pola hidup bersih dan memasang kelambu untuk menekan penyebaran penyakit malaria," ucapnya.(*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016